Kota ( 10/02/2016 ) Dua puluh sembilan wisudawan jurusan tafsir hadis STAI Khozinatul Ulum dikukuhkan pagi ini. Agenda istimewa ini dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Blora, para wali wisudawan dan tamu undangan dari berbagai ormas keagamaan dan kepemudaan. Mewakili Bupati Blora hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Blora, Sutikno Slamet. Dalam sambutannya Sutikno Slamet memohonkan maaf atas ketidak-hadiran bupati blora pagi ini. Apresiasi dan harapan pun disampaikan oleh beliau kepada para wisudawan tafsir ini.
Prosesi wisuda diawali dengan pembacaan salinan surat keputusan Ketua STAI Khozinatul Ulum Blora, prosesi pembacaan ini dilakukan oleh Pembantu Ketua II Stai Khozinatul Ulum Blora H. Ahmad Zakky Fuad S.Th.I. Selanjutnya, dilaksanakan pelantikan dan penyerahan ijazah oleh Ketua STAI Khozinatul Ulum Blora Dr. H. Nur Ihsan Lc, MA didampingi salah satu dosen program studi tafsir hadis Abdul Mufidz, Lc., M.S.I. Setelah menerima ijazah, para wisudawan mengucapkan janji setia wisudawan, dipimpin oleh Abdullah Kayyiz.
Agenda selanjutnya adalah sambutan dari Ketua STAI Khozinatul Ulum, Dr. H Nur Ihsan LC, MA. Dalam sambutannya Ketua STAI Khozinatul Ulum menyampaikan bahwa para wisudawan saat ini telah memiliki fondasi pemikiran yang kuat setelah menempa pemikirannya di Kampus Peradaban ini. “ Setelah saudara – saudara kembali ke masyarakat, bukalah dialog dengan mereka. Pahami masalah – masalah masyarakat dan berusahalah mencari jalan keluar atas masalah tersebut. Jangan malah menjadi sumber masalah di masyarakat “ Pesan penyabet gelar doktor di Sudan University pada usia 34 tahun ini.
Pesan yang lebih tajam disampaikan oleh Pembina Yayasan Al Amin, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Khozinatul Ulum Blora, KH Muharror Ali. Dalam sambutannya Kyai Muharror menyampaikan bahwa jurusan tafsir hadis merupakan jurusan dengan kewajiban yang sangat berat. “ Para ilmuwan modern dari banyak agama mengkaji lebih mendalam dari kajian anda semua, seharusnya anda ( wisudawan ) dan umat islam mempelajari tafsir karen ini adalah pilar – pilar dalam agama islam, al Qur’an dan Hadis Nabi. Untuk memahami dua hal ini butuh tafsir, maka jurusan tafsir hadis adalah jurusan yang luar biasa “ jelas Kyai Muharror.
Melengkapi pesan – pesan dalam sambutan sebelumnya, Sekretaris Kopertais X Jawa Tengah Dr. Hasyim Muhammad menyampaikan potret pendidikan tinggi di tanah air. “ Indonesia hari ini jauh tertinggal dibandingkan dengan negara – negara lain di Asia Tenggara. Di Indonesia hanya sepuluh persen dari para pelajar yang melanjutkan jenjang ke perguruan tinggi. Semetara, tetangga kita Malaysia dan Singapura memiliki prosentase yang lebih tinggi, Malaysia 15 % sampai 20 % dan Singapura 29 %.” Jelasnya Hasyim Muhammad juga menyesalkan peristiwa adanya perguruan tinggi abal – abal di tanah air. “ Tapi, Khozinatul Ulum bukan termasuk kampus abal – abal “ kelakarnya
“ Kami telah memerikasa bahwa STAI Khozinatul Ulum tercatat dan mendapat pengakuan oleh Kemenristek Dikti dan Kopertais X Jawa Tengah. Seluruh lulusan dari STAI Khozinatul Ulum tidak perlu khawatir “ lanjutnya.
Dalam agenda ini dianugerahkan penghargaan kepada para mahasiswa tebaik. Penghargaan ini ditinjau dari empat kriteria yaitu, Indeks Prestasi Komulatif ( IPK ) tertinggi, proses studi tepat waktu, skripsi terbaik tahun 2010 dan skripsi terbaik tahun 2011.
Penerima penghargaan ini adalah Siti Jubaedah untuk IPK tertinggi ( 3,525 ) M.A Aziz Sahlan untuk proses studi tepat waktu ( delapan semester ) ,dan skripsi terbaik tahun 2010 dengan judul “ Konsep Khalifah menurut M. Quraisy Syihab “ Karya Yusuf Ristanto dan terakhir skripsi terbaik tahun 2011 dengan judul “ Tradisi Tahlilan di desa Punggursugih Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora “ Karya Novita Noor Malihah.
Gagasan pengembangan STAI Khozinatul Ulum disampaikan oleh K. H. Muharror Ali tentang penambahan program studi. dalam rangka merespon kebutuhan kabupaten Blora akan pengajar di sekolah dasar dan pendidikan usia dini, STAI Khozinatul Ulum direncanakan akan membuka dua program studi tambahan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah ( PGMI ) dan Pendidikan Guru Raudhatul Athfal ( PGRA ) tahun depan.
Reporter : Sahal M.
Fotografer : Aliph Bengkong
