Hal senada diungkapkan anggota DPRD Blora, Aliudin. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia telah tertanam mendalam, sehingga dibutuhkan pembuktian dan pembinaan intensif untuk mengubah cara pendang tersebut.
“Yang berat adalah mengubah mindset (cara pandang, red) petani kita. Sehingga, kita mendukung kegiatan Ngaji Pertanian ini untuk mengupayakan hal itu,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini,dilaksanakan pula praktek pembuatan pakan ternak fermentasi dan pembuatan bokasi. Seluruh bahan yang digunakan dalam praktek ini, merupakan bahan alami yang dengan mudah dapat diperoleh para petani.
Wakil Bupati Blora, Arief Rohman mengapresiasi Ngaji Pertanian yang diinisiasi pengasuh Pesantren Sabilurrosyad, Kyai Subhan Masyhuri ini. Bahkan, Wabup menyebut metode pertanian organik merupakan solusi bagi petani yang makin tergantung dengan pupuk kimia.
“Ini merupakan upaya yang luar biasa untuk mengembangkan potensi pertanian dan peternakan yang kita miliki. Pertanian organik, dengan kembali ke alam, menjadi solusi terhadap masalah-masalah pertanian kita,” tandas Arief.
Ngaji Pertanian di Pesantren Sabilurrosyad ini berlangsung selapan (35 hari) sekali. Kegiatan ini berlangsung rutin dalam satu tahun terakhir. Tak hanya berteori dan berlatih, forum ini juga telah memiliki sejumlah demplot pertanian organik di beberapa tempat.
“Ada di Banjarejo, Tunjungan, dan Todanan. Demplot kita dikelola oleh petani setempat, alumni pondok, dan wali santri di lokasi tersebut,” ujar Kyai Subhan usai acara.
Reporter : Saiful Huda