Blora- Pemerintah Kabupaten Blora, melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) menyampaikan tanggapannya terkait pendirian tugu Samin Surosentiko di Bojonegoro akhir bulan lalu. Dinilai, pendirian tugu tersebut hanyalah bentuk penghormatan belaka.
“Saya rasa pembangunan tugu Mbah Samin di Bojonegoro itu lebih kepada bentuk penghormatan kepada Mbah Samin Surosentiko yang mengajarkan laku sikep, apalagi pengikut Mbah Samin tidak hanya di Blora,” kata Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji, Senin (02/09).
Menurut Mumuk (sapaan Slamet Pamudji, red) pengikut Samin banyak tersebar di sejumlah kawasan bahkan hingga ke luar Jawa. Persebaran penganut laku Samin meliputi Pati, Kudus, Bojonegoro, sejumlah kota lainnya.
Dirinya juga menyinggung adanya tempat wisata bernama Gua Mbah Suro, yang dipercaya sebagai tempat pengasingan Ki Samin saat dibuang di Sawahlunto, Sumatera Barat, oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda.
“Para pengikut ajaran sikep ini berhak mendirikan tugu atau patung Mbah Samin. Jadi seharusnya kita patut berbangga ketika tokoh kelahiran Blora banyak dikenal luas masyarakat. Bahkan daerah lain ikut membuat patungnya sebagai bentuk penghormatan,” pungkasnya.
Tugu Samin Blora di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong
Sebagai informasi, di Blora sendiri terdapat tugu atau patung Samin Surosentiko di Kampung Samin Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong. Tak hanya itu, Blora juga memiliki Gedung Samin Surosentiko yang berlokasi di jantung kota.
Dilansir Kumparan.com, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah mengungkapkan, tugu Samin yang berada di Bojonegoro selain sebagai ikon, juga merupakan wujud dari semangat dan sikap masyarakat yang masih terjaga.
“Saya berharap ajaran Samin ini dapat menjadi inspirasi untuk membangun dan memajukan SDM yang unggul untuk Bojonegoro,” ucap Anna, dalam sambutannya pada peresmian Tugu Samin di Dusun Jepang Desa Maromulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, Kamis (29/08) lalu. (jyk)
