fbpx

TIGA KECAMATAN DI BLORA TERDETEKSI VIRUS PMK

Deal, Daging Sapi Blora bakal banjiri Jakarta. Hal ini terbukti setelah Pemkab Blora dan Pemprov DKI Jakarta deal taken kontrak kerja sama terkait jual beli sapi. Kini Pemprov DKI Jakarta melalui Perusahaan Umum Daerah (PD) Dharma Jaya sepakat untuk membeli sapi-sapi milik para peternak Kabupaten Blora.
Ilustrasi.

Blora, BLORANEWS – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masuk di Kabupaten Blora. Menyebar di 3 kecamatan. Bahkan dari 11 sampel yang dikirim ke laborat, 10 diantaranya positif terjangkit penyakit yang menyerang hewan ternak ini.

Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora, Gundala Wejasena mengungkapkan, untuk penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku sementara ada di Kecamatan Ngawen, Randublatung dan Kedungtuban. Pihaknya menghimbau kepada peternak agar tidak panik dan mengobati sapinya sesuai anjuran dari pemerintah.

“Tidak sampai ada kematian sapi. Lapor petugas biar diobati. Walaupun tidak ada obatnya. Tapi infeksi skunder dan vitamin tetap bermanfaat,” terangnya.

Gundala menambahkan, sementara yang bisa dilakukan adalah dengan mengobati luka-luka yang ada pada sapi. Baik mulut, kaki dan lainnya. Sebab virus ini bisa mati dengan makanan dan minuman yang asam atau basa.

“Bisa disemprot dengan cuka atau yang lain. Dilabur atau diolesi dengan gamping juga bisa membunuh virus. Sapi bisa diobati agar bisa sembuh,” tambahnya.

Menurutnya, kematian karena PMK sangat rendah. Hanya saja, yang besar adalah penularannya.

Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Blora Bidang Ekonomi Pembangunan, Hariyanto, mengungkapkan, sejauh ini sudah terdeteksi 10 ekor sapi positif PMK di Blora.

“Yang positif ada 10 ekor sapi dan yang masuk kategori suspek ada 66 ekor sapi,” ungkap Hariyanto.

Dari 10 ekor sapi positif penyakit mulut dan kuku itu, tersebar di Tiga kecamatan. Yaitu Kedungtuban, Randublatung, dan Ngawen. Sedangkan sapi yang suspek PMK tersebar di hampir tiap kecamatan.
Menurut Hariyanto, penyebaran PMK di Blora ini diduga karena tertular sapi dari luar kota.

“Dari data di lapangan, (penularan) karena mobilisasi blantik yang membawa sapi masuk ke Blora,” terangnya. (sub)