fbpx

TERCEMAR LIMBAH CIU, AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO BERUBAH WARNA

Blora – Terindikasi tercermar limbah Ciu, air sungai Bengawan Solo mengalami perubahan warna menjadi hitam keruh. 

Kondisi ini mengakibatkan fenomena yang disebut Pladu yakni ikan mabuk atau teler sehingga warga sekitar beramai-ramai untuk menangkap ikan.

Kepala Desa Ngloram, Diro Beni Susanto mengungkapkan tercemarnya sungai bengawan solo sangat merugikan masyarakat, karena kalau hal ini terjadi terus-menerus dan dibiarkan, akan tidak layak untuk dikonsumsi warga sekitar, karena berpengaruh juga terhadap tanaman pertanian. 

“Adanya limbah Bengawan solo yang kemarin ikannya mabuk (pladu) itu kan secara otomatis akan mengurangi mata pencaharian mereka, karena biasanya limbah itu berpengaruh lama dengan kehidupan di Bengawan Solo, seperti ikan udang dan lain sebagainya,” ucapnya, Kamis (09/09). 

Menurutnya, pladu itu biasa terjadi di saat pergantian musim, dari musim kemarau masuk ke musim penghujan, hujan pertama itu lebat, sehingga membuat air Bengawan solo naik, itu pladu tapi mabuknya fenomena alam, bukan karena faktor limbah. 

“Kalau sekarang ketika masuk musim kemarau, hampir desa dipastikan seminggu sekali atau 2 minggu sekali atau sebulan sekali itu pasti fenomena pladu, akibat pengaruh limbah,” ujarnya.

Diro menerangkan dulu pernah Pak Ganjar melakukan kunjungan atau sidak tentang sudah ditemukannya pabrik yang membuang limbah, tapi kenyataannya sampai saat ini fenomena itu terjadi dan limbah tetap saja terjadi. 

“Harapan kami bisa ditindaklanjuti yang lebih spesifik sehingga oknum-oknum saat ini yang tidak bertanggungjawab itu bisa diingatkan dan kalau bisa ya diberikan sanksi yang lebih berat,” kesalnya. 

Puluhan orang, muda – tua, pria – wanita, nampak asik menikmati menangkap ikan. Berbagai jenis ikanpun di dapatkan, seperti Bader (tawas), Jendil (Patin), Teri mudah didapatkan warga. Ada yang dikonsumsi, ada juga yang akan dijual kembali. (Spt)