TEKNIK PEMBUATAN ALAT PERTANIAN TRADISIONAL DI BANDUNGROJO NGAWEN

Pengrajin alat pertanian tradisional di Bandungrojo Ngawen sedang menempa besi menjadi sebilah sabit, Selasa (10/07).

Ngawen – Di era modern sekarang ini, di Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen masih dilakukan produksi alat pertanian secara tradisional. Meski harus bersaing dengan alat pertanian modern, produk pertanian Bandungrojo terbukti masih dibutuhkan petani Blora maupun luar daerah.

 

Pengrajin alat pertanian tradisional di Bandungrojo Ngawen sedang menempa besi menjadi sebilah sabit, Selasa (10/07).

 

Mukti (58), salah satu pengrajin alat pertanian tradisional di Bandungrojo Ngawen mengatakan kegiatan produksi alat pertanian tradisional ini telah dilakukan secara turun-temurun. Kegiatan ini dimulai sejak tahun ’60-an.

‘’Dengan berjalannya waktu usaha pande besi  turun menurun sampai keturunan ke 3, sampai akhirnya mayoritas warga desa Bandungrojo berprofesi sebagai pengusaha pande besi,” ucap Mukti, Selasa (10/07).

Menurut Mukti, musim kemarau seperti saat ini, merupakan waktu yang tepat untuk mulai memproduksi alat pertanian tradisional. Hal ini terlihat dari banyaknya pesanan sabit, parang, golok, dan cangkul yang diterimanya.

Untuk membuat sebilah sabit, Mukti membutuhkan besi batangan. Sebatang besi biasanya seharga Rp 9.000 per kilogram. Besi yang digunakan ini disesuaikan dengan produk yang akan dibuat.

“Ukuran besi batangan bermacam-macam, mulai dari tebal 2 sampai 3 cm, panjang 1 sampai 4 meter dan lebar 4 sampai 6 cm,” lanjutnya.

Lebih lanjut, memaparkan teknik pembuatan alat pertanian secara tradisional. Sebilah sabit, dikerjakan oleh dua orang pekerja.

“Cara pembuatanya, besi dibakar kurang lebih 3-5 menit, kemudian diambil lalu dipukul dengan bogem berukuran 3 kg dan 4 kg secara bergantian yang dipegang 2 orang pekerja, sampai menjadi bentuk produk jadi. Setelah dingin di gerinda dan dikasih pegangan,” paparnya.

Dalam satu harinya, Mukti dapat menyelesaikan sedikitnya lima puluh sabit dan tiga puluh lima cangkul. Jumlah produk yang dibuat tidak dapat dipastikan, karena harus disesuaikan dengan permintaan pasar.

 

Reporter : Muharor / Ika