Buleleng, Bali- Selain menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) Triwulan 1 Tahun 2019, dan menghadiri pernikahan putra Kajari Blora, selama di Buleleng Bali rombongan Pemkab Blora juga mengikuti sejumlah kegiatan lain.
Diantaranya, menghadiri peresmian Rumah Sakit BaliMed dan melihat pembangunan sektor pariwisata didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna, Sabtu (02/03). Dinilai, Kabupaten Buleleng berhasil membangun sektor kesehatan dan pariwisata.
“Kali ini kita memilih Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang memiliki karakteristik hampir sama dengan Blora. Kabupaten yang berada di pesisir utara Pulau Bali ini jauh dari ibukota provinsi (Denpasar-red), sama seperti Blora,” ucap Wakil Bupati Blora, Arief Rohman.
Tak hanya itu, menurut Arief, Buleleng juga memiliki hutan yang luas dan jumlah penduduk yang hampir sama dengan Blora. Dia menambahkan, Buleleng telah berhasil membangun fasilitas kesehatan dengan baik, dan memiliki PAD yang besar dari pariwisata.
“Kita ingin agar Blora bisa belajar dari Buleleng,” imbuhnya.
Rakor Kontroversial
Oleh banyak pihak, pilihan lokasi pelaksanaan Rakor di Buleleng Bali dinilai tak wajar. Pasalnya, selain lantaran bertempat di salah satu hotel mewah Pulau Dewata yang berpotensi pemborosan anggaran, juga lantaran waktunya yang bertepatan dengan hari resepsi putra Kajari Blora Made Sudiatmika, sehingga berpotensi terjadi maladministrasi.
Di Blora sendiri, warga memasang spanduk protes menyambut kedatangan para pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora usai menggelar rapat koordinasi (Rakor) di Buleleng-Bali. Pada bagian bawah spanduk, tertulis “Kitabuwoh” yang merupakan akronim dari Kelompok Intelektual Kota Blora Unjuk Wajah Ngowah Ngowoh.
Pilihan akronim Kitabuwoh, diduga merupakan bentuk sindiran masyarakat terkait agenda para pejabat Pemkab menghadiri acara pernikahan (buwoh, jw) putra Kepala Kejari Blora, yang dirangkai bersamaan dengan pelaksanaan Rakor di Pulau Dewata tersebut.
Usai Rakor, Berkeliling Buleleng
Dalam Rakor yang berlangsung di Hotel Aneka Lovina Buleleng Bali tersebut, Wakil Bupati Blora Arief Rohman menekankan, proses pembangunan di Kabupaten Blora tahun 2019 ini harus segera dilakukan mengingat sudah memasuki bulan Maret. Khusus pembangunan kesehatan dan pariwisata, pihaknya meminta agar bisa belajar dengan Buleleng.
Usai Rakor, Wabup Arief Rohman menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna. Dilanjutkan dengan berkeliling melihat hasil pembangunan pariwisata di wilayahnya yang dikerjasamakan dengan pihak swasta dan pemberdayaan masyarakat desa. Seperti Krisna Funtastic Land, Water Sport, Eco Village hingga dermaga Pelabuhan Soenda Ketjil.
“Tugas Dinas Pariwisata itu adalah mencari investor agar mau membangun sektor pariwisata dengan potensi yang dimiliki daerah, lantas mempromosikannya,” ujar Nyoman. (one)