Blora – Pasca mengikuti studi banding ke desa wisata Kakilangit Mangunan Yogyakarta, sejumlah peserta mengaku mendapatkan pengalaman yang berharga. Salah satunya, tentang manajemen pengelolaan desa wisata di desa masing-masing.
Salah satu peserta studi banding, Desta (23) anggota Pokdarwis Cengklik Todanan memaparkan rangkaian kegiatan yang diikutinya dalam kesempatan tersebut.
“Begitu sampai di lokasi, kita langsung disambut dengan welcome drink. Setelah itu, kita makan siang bersama dengan sajian menu lokal,” tutur Desta, Senin (09/07).
Usai makan siang, lanjut Desta, peserta menuju ke lokasi pembuatan jajanan tradisional dan cinderamata di desa tersebut.
“Kita berlatih membuat Thiwul Ayu dan menyaksikan proses pembuatan Lukisan Api. Malamnya, kita berdiskusi tentang pengelolaan desa wisata bersama Dinporabudpar Blora dan pengelola Kakilangit,” lanjutnya.
Di hari kedua, peserta mengunjungi sejumlah wahana wisata yang ada. Wahana yang ada di desa wisata Kakilangit Mangunan Yogyakarta ditata sedemikian rupa sehingga menarik dan sesuai dengan trend kekinian.
“Banyak terdapat papan yang bergaya kekinian. Seperti bertuliskan “kapan nikah ?” dan lain sebagainya. Saya rasa, tempat ini menarik dikunjungi untuk anak muda,” tambah Desta.
Selain itu, di lokasi tersebut terdapat flying fox, rumah hobbit, panggung hiburan, dan banyak spot yang menarik untuk swafoto.
Reporter : Ipung / Rosyidi