fbpx

SOSOK KH DIMYATI ROIS DI MATA GANJAR

Abah Dim merupakan sosok ulama yang mengayomi semua orang. Mbah Dim juga selalu memberikan kesejukan dan menjadi panutan. Begitulah ucapan sepintas Ganjar dalam menilai sosok KH Dimyati Rois yang wafat pada Jumat (10/6) dini hari sekira pukul 01.13 WIB.
Peziarah almarhum KH Dimyati.

Semarang, BLORANEWS – Abah Dim merupakan sosok ulama yang mengayomi semua orang. Mbah Dim juga selalu memberikan kesejukan dan menjadi panutan. Begitulah ucapan sepintas Ganjar dalam menilai sosok KH Dimyati Rois yang wafat pada Jumat (10/6) dini hari sekira pukul 01.13 WIB.

Dengan nada haru, Gubernur Jateng tersebut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya KH Dimyati Rois. Tak hanya itu, ia juga turut serta menyalatkan jenazah almarhum di Masjid Al Muttaqin, Kaliwungu, Kendal.

“Pasti kehilangan. Anda lihat, sedemikian banyak orang kumpul, tumplek blek, dan ini bukan Jawa Tengah saja, tapi se-Indonesia ada di sini,” ungkapnya. 

Ganjar bercerita bahwa banyak kenangan yang dilakoni bersama almarhum Mbah Dim. Bahkan, ia mengaku sering bersilaturahmi ke rumah Mbah Dim dan berdiskusi banyak hal tanpa ada jarak.

“Saya pernah sowan ke sini waktu itu, ngobrol banyak, beliau berikan petuah-petuah kepada saya dan yang menarik karena beberapa event politik yang kita tidak selalu sama. Tapi betapa dari sisi hati itu saya merasa sebagai anak tidak ada sedikitpun jarak dalam posisi yang berbeda-beda. Selalu memberikan kesejukan kepada semuanya. Petuah-petuah beliau itu selalu membuat adem, menyenangkan,” kenang Ganjar.

Untuk diketahui, KH Dimyati Rois yang merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Mbah Dim, sapaan akrabnya, lahir di Bulakamba, Brebes, 5 Juni 1945. Beliau menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Sebelum itu, KH Dimyati Rois atau Kiai Dimyati juga ngangsu kaweruh di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah selama belasan tahun. (Kin).