fbpx

SIKAPI KERUSUHAN 22 MEI, ROMO EKO: KAMI DUKUNG TNI-POLRI CIPTAKAN SITUASI AMAN!

Tokoh umat Katolik Kabupaten Blora, RD Agustinus Eko Wiyono

Blora- Aksi massa 22 Mei yang berakhir rusuh disesalkan banyak kalangan. Tak hanya oleh mereka yang tinggal di ibu kota, fenomena ini juga menjadi perhatian masyarakat dan sejumlah tokoh agama di Kabupaten Blora.

Tokoh umat Katolik Kabupaten Blora, RD Agustinus EkoWiyono menyesalkan aksi massa 22 Mei yang berujung dengan kekerasan. Di sisi lain, pemimpin gereja paroki Santo Pius X Blora ini mengapresiasi TNI-Polri yang telah menjalankan tugas secara profesional.

 

Tokoh umat Katolik Kabupaten Blora, RD Agustinus Eko Wiyono

 

Tak hanya itu, aparat juga dinilai telah berjuang keras mengamankan tahapan-tahapan Pemilu 2019. Pihaknya, mewakili umat Katolik Blora menyatakan dukungan kepada TNI-Polri untuk menciptakan situasi yang kondusif.

“Kami menyaksikan betapa TNI dan Polri mempunyai tugas berat dalam mengamankan pemilu 2019 ini, hingga dapat berlangsung dengan aman, damai, jujur, dan kondisif. Sehingga kami mendukung penuh upaya TNI-Polri dalam menciptakan situasi yang aman,” ucap Romo Eko, Minggu (26/05).

Menurut Romo Eko, aksi 22 Mei yang berakhir dengan kekerasan, sama sekali tidak mencerminkan kedewasaan dalam berpolitik. Dirinya juga mengingatkan, rakyat Indonesia dikenal memiliki kepribadian yang ramah dan santun.

“Kami sangat prihatin dan menaruh duka atas tindakan anarkis yang terjadi pada saat aksi 22 Mei kemarin. Itu benar-benar tidak mencerminkan sikap warga negara Indonesia yang dikenal Ramah dan santun juga kedewasaan dalam berpolitik,” imbuhnya.

Pihaknya juga menghimbau masyarakat, agar tetap tenang usai Pemilu 2019. Terkait maraknya informasi yang beredar, Romo Eko mengajak agar terpengaruh dengan munculnya kabar bohong, serta ujaran di media sosial yang bernuansa provokatif.

“Semua agama tidak pernah mengajarkan tindakan kekerasan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Kami mengimbau seluruh masyarakat tidak terpengaruh dengan informasi bohong yang memprovokasi pada perpecahan,” pungkasnya. (spt)