SEPANJANG 2019, ADA 3 BATITA PENDERITA HIDROSEFALUS DI BLORA

Ilustrasi
Ilustrasi

Blora- Sepanjang tahun 2019, sebanyak 3 batita di Blora dilaporkan mengalami hidrosefalus. Dalam 3 kasus tersebut, ada satu kesamaan yakni orang tua batita tersebut tidak mampu membiayai perawatan medis anaknya, Sabtu (23/11).

Pada Agustus 2019, dua batita di Banjarejo, yakni Siti Masiroh (Desa Klopoduwur) dan Surya Adhitama (Desa Bacem) menderita hidrosefalus. Belakangan, batita bernama Rasyaka Athaya Steven (9 bulan) asal Kelurahan Karangjati Blora Kota menderita penyakit yang sama.

 

Ilustrasi
Ilustrasi

 

Ketiga batita tersebut, mendapatkan bantuan dari Pemkab Blora dan Baznas untuk menjalani perawatan. Mahalnya biaya pengobatan untuk hidrosefalus diakui oleh para orang tua batita penderita hidrosefalus tersebut.

“Tahun ini, kita temukan 3 kasus hidrosefalus. Untuk batita yang asal Karangjati, telah dilakukan tindakan medis penyedotan cairan memakai BPJS Mandiri kelas 1. Ini sudah kembali ke Blora. Sudah kita bantu bersama dengan Baznas Blora,” kata Dinas Kesehatan Blora, Lilik Hernanto.

Sementara, Ketua Komisi D DPRD Blora, Ahmad Labib Hilmy menilai Pemkab Blora belum maksimal dalam merespon keluhan masyarakat terkait pelayanan kesehatan dasar. Sehingga, pihaknya siap menjadi mitra pemerintah untuk mewujudkan hal ini.

“Tentang itu, yang pertama harus diperhatikan adalah memperbaiki data kemiskinan kita. Dengan data yang akurat, bantuan pemerintah akan tepat sasaran. Komisi D mendorong dan siap menjadi mitra eksekutif untuk menjalankan program-programnya,” ujarnya.

Pihaknya juga mengapresiasi kerja keras tim penanggulangan kemiskinan di semua lini yang telah bersinergi untuk memastikan bantuan pemerintah tepat sasaran. Di sisi lain, mendorong masyarakat untuk lepas dari jerat kemiskinan bukanlah perkara yang mudah.

“Selain itu, perlu didorong kampanye untuk bangkit dari kemiskinan dan malu merasa miskin ketika kondisi ekonominya sudah bangkit,” pungkasnya. (jyk)