fbpx
OPINI  

SENI BERTUTUR: MELESTARIKAN KESENIAN KENTRUNG MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Foto penerapan kesenian kentrung dalam media pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 1 Semampir.

Blora, BLORANEWS – Mahasiswa Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan penelitian di Kabupaten Blora dengan mengangkat tema kebudayaan Blora. Tema yang diangkat cukup unik karena memadukan kebudayaan Blora untuk media pendidikan anak sekolah dasar. Ada 5 mahasiswa yang melakukan penelitian di Blora, satu diantaranya berasal dari Blora sendiri. Mahasiswa tersebut diantaranya Novita Kurnia Putri (Blora), Muhammad Ilyas Nurul Haq (Temanggung), Fannya Eka Saputri (Purworejo), Abdilah Firda Yuliza (Boyolali) dan Nasma Sania (Tegal) dengan dosen pendamping yakni Ibu Yogi Swaraswati.

Penelitian yang dilaksanakan ini berlandaskan dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang diadakan oleh Kemendikbud RI. Penelitian ini mengangkat tema kesenian dari Blora yang memang sekarang sudah asing di telinga generasi muda, yakni Kesenian Kentrung. Kesenian kentrung merupakan kesenian bertutur yang menggunakan alat musik rebana sebagai pengiringnya. Kesenian kentrung memuat cerita syiar atau dakwah tentang riwayat nabi dan sejarah suatu legenda yang disampaikan dengan menggunakan iringan musik. Keberadaan kesenian kentrung semakin kalah dengan seni pertunjukan modern lainnya. Selain itu, tidak semua orang bisa memainkan kesenian kentrung dengan lancar, membutuhkan waktu dan pakem-pakem khusus dalam memainkan kesenian khas Blora ini. Satu-satunya orang yang masih memainkan kesenian kentrung adalah Ki Dalang Kentrung Muhammad Yanuri Sutrisno atau yang kerap disapa Mbah Yanuri.

Mbah Yanuri mendapatkan ketrampilan bermain kesenian kentrung dari ayahnya, Sutrisno. “Kentung kula niki diwariske kaliyan bapak kula ingkang sampun kapundut. Dados kula saget main kentrung nggih saking bapak kula” tutur Mbah Yanuri ketika diwawancarai oleh tim penelitian PKM-RSH. Mbah Yanuri juga menurutkan kalau generasi muda sekarang sudah jarang yang mengenal kesenian kentrung, beliau juga senang jika ada mahasiswa yang ingin melestarikan kesenian kentrung “Nggih zaman sakniki sampun jarang mbak tiyang-tiyang sekolah dasar ingkang kenal kesenian kentrung, mbok menawi saking program niki saget mengenalkan budaya kesenian ketrung kula inggih remen mbak” ucap Mbah Yanuri sambil tersenyum ketika mengetahui ada program penelitian yang menganggat tema kebudayaan kesenian kentrung.

Dalam kesempatan ini tim penelitian PKM-RSH atau yang disebut “Tim Pitutur Kentrung” memberikan gagasan media pembelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan kesenian kentrung. Harapannya bisa meningkatkan keterampilan bahasa integratif pada kemampuan menulis, berbicara, dan mendengarkan pada siswa sekolah dasar. Dalam penerapannnya, kesenian kentrung ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Semampir, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Tim pitutur kentrung mendapatkan sambutan yang hangat dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blora ketika mengurus perizinan di Dinas terkait. Koordinator wilayah Kecamatan Jepon bagian pendidikan juga menyambut hangat dan berantusias ketika wilayah Kecamatan Jepon menjadi sasaran penelitian tentang kesenian kentrung.

Bapak dan Ibu guru SD Negeri 1 Semampir juga senang dan bersemangat saat berpartisipasi menerpakan kesenian kentrung dalam pembelajaran di kelas. Salah satunya yakni Ibu Wulan guru kelas 5 SD Negeri 1 Semampir itu mengaku senang ketika berpartisipasi dalam penelitian kesenian kentrung “Terimakasih sudah memberikan sebuah inovasi baru bagi anak-anak dalam penerapan kesenian kentrung sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia, tentunya ini sangat unik apalagi kentrung semakin jarang terdengar ditelinga anak-anak. Semoga dengan adanya media pembelajaran dengan kentrung ini anak-anak menjadi antusias dan semangat belajar di sekolah” ujar Ibu Wulan ketika diwawancarai oleh tim pitutur kentrung.

Pesan terakhir dari Ibu My selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Semampir menyambut hangat penelitian yang dilaksanakan “Terimakasih sudah memilih SD Negeri 1 Semampir sebagai tempat penerapan penelitian tim pitutur kentrung ini. Tentunya saya sangat senang sekaligus bangga karena anak-anak bisa mengenal kesenian khas Blora yang semakin punah ini. Harapannya tentu bukan hanya mengenalkan melainkan bisa melestarikan kebudayaan Blora di lain sisi juga anak-anak bisa meningkatkan ketrampilan bahasa integratif pada kemampuan menulis, berbicara, dan mendengarkan. Semoga sukses kedepannya” pesan Bu My Ari Haryanti ketika diwawancari oleh tim penelitian pitutur kentrung.

Tentang penulis: Novita Putri merupakan mahasiswa UNNES yang berasal dari Blora.

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.