Pada fitrahnya, manusia Indonesia adalah produk “kemajemukan dan heterogenitas.” Keragaman suku, ras, budaya dan agama nyatanya tidak membuat masing-masing individu dari beragam ranah tersebut mengeras dan menafikan satu sama lain. Bahkan sebaliknya, berangkat dari kemajemukan dan heterogenitas itu justru akan mampu membentuk keterikatan yang saling mendukung. Sehingga bisa menunjukkan semangat merdeka dan sejahtera dalam keberagaman serta lebih jauh dalam merayakan keberagaman tersebut.
Nalar berbeda dan semangat membesarkan rasa toleransi untuk menjaga persatuan dan kesatuan menjadi modal dasar dalam merawat kemajemukan tersebut.
Namun, akhir-akhir ini keberagaman umat itu mulai ternodai oleh mewabahnya politik identitas dan konflik yang bernuansa agama. Sehingga berdampak pada goyahnya bangunan harmonisasi dalam heterogenitas masyarakat indonesia. Bila tidak ditata segera, akan merubuhkan bangunan tersebut dan berujung pada disintegrasi bangsa. Untuk itu pemerintah dan segenap elemen bangsa harus saling bahu membahu, membangun kembali lembaran kerukunan yang terkoyak. Merajutnya dengan benang-benang keindonesiaan sehingga lahir kembali menjadi tenunan kebinekaan.
Berpijak dari kenyataan di atas, menjadi penting untuk anak bangsa membangun harmonisasi umat beragama dalam wadah Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan hendaknya dijadikan kekuatan utama dalam mencapai tujuan bersama. Sehingga tujuan individu-individu bisa disubstitusikan pada tujuan yang lebih besar, yakni mencapai masyarakat Indonesia yang aman, damai dan sejahtera.
Hidup saling menghormati dengan tulus dan toleran terhadap kemajemukan, keberagaman agama serta budaya yang ada di tengah masyarakat menjadi modal dasar dalam merawat kemajemukan tersebut.
Dalam rangka memperingati Hari toleransi internasional, kami dari Generasi Muda Lintas Agama Kabupaten Blora mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk memanfaatkan momen ini sebagai salah satu ikhtiar guna melakukan refleksi diri, belajar tentang toleransi dan intoleransi serta semangat saling bahu membahu untuk membangun kembali harmonisasi dalam heterogenitas masyarakat indonesia.
Heterogenitas Bangsa seharusnya tidak memisahkan kita satu sama lain. Dengan adanya heterogenitas Bangsa, harusnya mampu membawa kekuatan kolektif yang dapat memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.
Selain itu dalam momen International Day For Tolerance ini, mari kita tebarkan energi positif tentang keberagaman dan pentingnya toleransi di laman medsos kita masing masing. Agar semangat merayakan harmonisasi dalam heterogenitas masyarakat Indonesia ini bisa memvirus di seluruh elemen masyarakat.
Tentang penulis : Muhammad Irkham Sahidin adalah Koordinator Komunitas Generasi Muda Lintas Agama (Gema) Kabupaten Blora.