Blora – Ratusan warga menggruduk rumah salah satu member arisan onlien di Desa Doplang, Kecamatan Jati Kabupaten Blora setelah menjadi korban arisan online. Kerugian mencapai Rp 55 Miliar yang besarannya variatif, mulai dari Rp 2 Juta hingga Rp 1,5 Miliar, Kamis (19/08).
Kepala Desa Doplang, Agus Supriyono mengaku, memang ada ratusan orang yang datang ke rumah Dila (member online) untuk mempertanyakan nasib arisan online yang mereka ikuti. Ada sekitar 150 warga kemarin, mulai dari Bojonegoro, Ngawi, Grobogan, dan Blora sendiri. Bahkan sebelum dia datang sudah ada yang membawa barang-barang berharga milik tuan rumah lantaran orangnya tidak ada di rumah.
“Untung saja tadi barang yang belum di bawa pulang bisa kita selamatkan. Tidak boleh melakukan penjarahan. Saya beri pengertian, tidak boleh melakukan hal itu. Alhamdulillah pada nurut,” jelasnya.
Agus kemudian mendata warga yang ikut arisan online tersebut. Total saat dirumah Dila ada sekitar 150 an orang, belum yang datang di Balaidesa. Dirinya juga mengungkapkan rumah Dila yang baru jadi juga sudah dijual dan dibeli orang. Pembelinya pun langsung mengambilnya yang dijual senilai Rp 200 juta.
“Tadi saat dirumah, ada sekitar 150 orang. Ada yang sudah setor Rp 150 juta, Rp 89 juta, Rp 4 juta, Rp 115 juta hingga Rp 1,5 Miliar. Ada juga yang Rp 1,1 Miliar, Karena ada bukti jual beli kami putuskan untuk diangkut. Sebab sudah ada hitam diatas putih. Ada perjanjian jual beli dan dokumentasinya. Sementara yang lain tidak boleh ambil barang-barang yang ada di rumah,” bebernya.
Agus menghimbau kepada para korban lainnya untuk datang ke balaidesa dan mengumpulkan KTP, KK serta bukti transaksi, sehingga mudah untuk menghitung berapa kerugian dan jumlah korban. Dirinya mengaku heran dalam situasi seperti ini masih pecaya dengan hal-hal seperti itu. Secara nalar saja tidak bakal mungkin, innvestasi ke perusahan manapun juga tidak bakal mendapat keuntungan semacam ini.
“Masak arisan Rp 3,5 juta dalam satu bulan bisa dapat Rp 5 juta dan seterusnya. baru,Karena ketagihan jadi besar, besar dan malah dibawa kabur. Ya kayak ini tadi. Untuk korban, tadi sudah ada yang ke balaidesa juga,” imbuhnya.
Salah satu korban Arisan Online, Lia Daniati mengaku, sudah mengeluarkan uang Rp 23 Juta. Sudah 7 kali transaksi, namun untuk arisan berikutnya tidak ada kabar sampai ada kejadian kemarin. Apalagi nomor WA Dila tersebut sudah tidak aktif lagi. Sehingga dia memutuskan untuk datang ke balaidesa dan ikut mengadukan nasibnya.
“Kenal Mbak Dila sudah lama, dia penyanyi dulu. Pernah hilang kontak juga. Uang untuk arisan dulu dari suami. Tertarik karena sering nonton statusnya (dila-red), mulai ikut pada 31 Mei kemarin, dengan mengeluarkan uang Rp 23 Juta. Pertama ikut arisan Rp 4,5 juta dan dapat Rp 5 juta. Bulan berikutnya, ikut lagi Rp 4,5 juta dan dapat Rp 6 juta. Satu minggu berikutnya ikut lagi Rp 3,5 juta dan dapat Rp 5 juta hingga 10 Agustus kemarin lancar,” ucapnya
Lia mengetahui rumah dila digruduk dari facebook. Kemudian dirinya mengroscek kebenarannya dan akhirnya mendatangi Balaidesa dengan membawa data diri dan bukti transaksi.
“Katanya bandarnya orang Cepu. Sudah kabur. Saat lihat FB kok pada rame. Setelah itu saya mencoba untuk mengkontak mbak Dila namun WA nya sudah tidak aktif. Harapannya ada pertanggungjawaban dan mau mengembalikan uang saya,” ujarnya.
Pantauan lapangan, wanita bernama Dila ini tinggal bersama sang suami, dua anak dan sang ibu, setiap hari jual kosmetik di Rt 14/Rw 02, Desa Doplang, Kecamatan jati. Dia memiliki agen orang Cepu yang saat ini juga dikabarkan sudah kabur. Dila sendiri kemarin tidak ada dirumah, sementara isi rumahnya tinggal beberapa saja. Rumah utama juga sudah dibongkar karena sudah dijual. Kecuali beberpa yang ada di kamar pribadi.
Infonya kemarin malam juga sudah mendatangi mapolres untuk laporan. Karena merasa ditipu orang Cepu yang menjadi Agen atasannya. Beberapa barang-barang berharga juga sempat dibawa para korban. Meski ada juga yang terselamatkan lantaran kepala desa dan pihak aparat berhasil memberikan pengertian kepada para korban saat penggerudukan terjadi. (Spt)