Blora, BLORANEWS – Berbicara ihwal Ki Hajar Dewantara, tentu persepsi pertama yang melintas dipikiran ialah semboyan Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Kalimat tersebut merupakan gagasan Ki Hajar Dewantara yang kemudian dijadikan semboyan pendidikan nasional.
Namun ketika dilacak dari berbagai literatur, terutama dari buku Menuju Manusia Merdeka karya Ki Hajar Dewantara, kita akan menyimpulkan bahwa pemikiran beliau tidaklah sesederhana itu. Banyak gagasan Ki Hajar Dewantaran yang sebenarnya brilian namun tidak diajarkan di sekolah.
Yang paling elementer ialah tentang tujuan pendidikan. Menurut Ki Hajar dewantara tujuan pendidikan ialah memerdekakan manusia. Pendidikan harus menjadi sarana untuk meraih kemerdekaan yang utuh. Yakni senantiasa berupaya menjadi jembatan untuk mengantarkan manusia selamat raganya dan bahagia jiwanya.
Kemudian, Ki Hajar Dewantara juga punyai filosofi “Tri-Kon”. Yang terdiri dari Kontinu (berkelanjutan), Konvergen (dari berbagai sumber) dan Konsentris (penyesuaian). Beliau menganggap bahwa pendidikan harus berpegang pada tiga aspek itu. Maksudnya ialah, sebuah ilmu harus berkelanjutan, dicari dari berbagai sumber serta senantiasa adaptasi (segala ilmu yang dimiliki harus disesuaikan dengan tempat berpijak pada praktiknya).
Gagasan tersebut merupakan konsep dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara yang pada kenyataannya jarang diajarkan di sekolah. Sehingga, dampaknya banyak sekali terdidik yang nihil akan kemegahan gagasan Ki Hajar Dewantara.
Redaksi