Jiken – Proyek pemipaan sumur gas NGU 1X strutur Kemuning di Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, Blora masih menyisakan masalah. Lapangan gas tersebut dioperatori oleh Pertamina EP Cepu Alas Dara Kemuning (PEPC ADK) Zona 11 Regional 4 Bagian Timur Sub Holding Upstream Pertamina.
Kontraktor lokal yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, sampai saat ini belum menerima pembayaran. Nilai tagihan mencapai Rp1,6 miliar.
Kondisi ini membuat vendor lokal geram hingga melakukan aksi protes dengan membentangkan spanduk di area lapangan. Dengan berbagai macam tulisan, pada Jumat (25/3) kemarin.
Perwakilan vendor lokal CV Tiga Sekawan, Imam menyampaikan, aksi tersebut spontan dilakukan. Pihaknya mengaku sebagai subkontraktor dari PT Mekar Sampurna.
“Tagihan saya sudah masuk semua. Nilainya Rp1,6 Miliar. Belum lagi yang kecil-kecil, yang nilainya puluhan juta. Dari penyewaan genset sampai material kecil,” ungkap Imam.
Dia menjelaskan, dari pekerjaan di PEPC ADK sebagai main contractor adalah PT PDC lalu ada pekerjaan paket pemipaan dikerjakan oleh Sub kontraktor PT MS (Mekar Sampurna) yang disub-kan lagi ke CV Tiga Sekawan.
“Sebelumnya kami juga melakukan aksi sama. Bahkan sampai menyegel pintuk keluar masuk area sumur. Setelah itu tegihan kami dibayar. Sekarang terjadi lagi, tagihan kami selama 4 bulan belum terbayar,” kata dia.
Dia mengaku, merasa capek dengan cara yang dia lakukan itu. Karena ini sudah keterlaluan. Bisa saja, jika tidak segera diselesaikan, akan dipasang 20 sampai 50 spanduk. Bahkan pintu keluar masuk bisa disegel. Yang dipastikan akan mengganggu transportasi kondensat.
Imam berharap, segera ada penyelesaian. Karena dia sudah meyiapkan aksi lebih besar lagi apabila tidak ada kejelasan.
“Tadi sudah ada konfirmasi dari MS, katanya akan ada pertemua pada Selasa 29 Maret 2022 mendatang. Saya berharap ada orang lokal yang dilibatkan dalam operasi di lapangan tersebut. Paling tidak lokal diberdayakan dan diprioritaskan,” ujar Imam.
Untuk tenaga kerja, lanjut pria berpenampilan santai tersebut, jangan diambilkan dari luar daerah. Tenaga kerja lokal yang punya keahlian harus bisa dipekerjakan sesuai keahliannya.
“Kalau diajari kan pasti bisa, kenapa harus mengambil tenaga kerja dari luar,” tegasnya.
Untuk diketahui, gas dari lapangan NGU 1X dialirkan melalui pipa pipa gas sepanjang 4 kilometer (km) menuju Mother Station Compressed Natural Gas (CNG) dengan kapasitas produksi 3,5 MMSCFD (Millions Standard Cubic Feet per Day).
Infrastruktur ini dibangun oleh PT Pertamina Gas (Pertagas) yang berada di bawah PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Hingga berita ini diturunkan, wartawan masih berusaha mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait. (Sub).