Blora, BLORANEWS – Pameran UMKM yang di prakarsai oleh pemkab Blora dalam hal ini Disperindagkop yang telah ditunjuk sebagai EO kegiatan tersebut, dianggap tidak seramai apa yang di harapkan oleh peserta yang menyemarakkan kegiatan ini.
Meskipun ada sebagian menyebutkan dalam mengikuti bazar tersebut bisa meraup omset ratusan juta rupiah (terutama produk furniture), namun berbeda dengan apa yang dirasakan oleh pedagang makanan dan minuman. Dagangan berupa makanan ringan, berat, serta minuman siap saji malah sepi pengunjung.
Dari awal terselenggaranya bazar produk UMKM yang di claim sebagai produk asli Blora, pada kenyataannya belum mampu mendongkrak peningkatan perekonomian masyarakat secara umum. Antusias peserta yang mengikuti bazar tidak seimbang dengan antusias warga Blora yang berkunjung dan membeli produk UMKM Blora. Hal inilah yang membuat peserta kecewa dan enggan untuk mengikuti kegiatan bazar kembali.
Seperti produk Jamu Jageras yang merupakan produk asli desa Tutup Kecamatan Tunjungan ketika dipasarkan di bazar hanya laku 4 botol dari 12 botol. Kacang asin juga mengalami nasib serupa. Tidak hanya itu hasil panen dari petani berupa buah dari dinas pertanian juga miskin pengunjung.
Meski demikian Bupati Arif Roman dalam agenda ngopi bareng dengan peserta UMKM kemarin, beliau memberikan statment akan sering mengadakan agenda pameran UMKM di Blora. Dengan harapan para pengusaha UMKM bisa mendapatkan omset dari bazar yang diselenggarakan oleh Pemkab Blora.
Sejauh ini pengusaha UMKM dengan produk makanan dan minuman hanya mendapatkan omset yang tidak sebanding dengan harapan. Padahal produk yang dipasarkan merupakan produk unggulan dari masing-masing kecamatan yang ada di Blora.
Produk UKM Blora harusnya bisa menembus pasar lokal, nasional hingga internasional jikalau pemerintah serius memberikan pengarahan dan pendampingan dalam hal pemasaran. Apalagi dengan media digital kita bisa dengan mudah berinteraksi dengan siapapun kapanpun dan dimanapun. (Lis)
