Blora- Jaman dahulu, hiduplah seorang sakti bernama Ki Gede Senori, yang memiliki banyak pengikut dan murid. Diantaranya, Ki Soreng Rana, Ki Soreng Pati, dan Ki Soreng Rungkut. Ketiganya memiliki ilmu kanuragan yang luar biasa.
Ketiga Soreng ini sangat terkenal, mereka disegani lawan maupun kawan. Soreng Rana menjadi penggede di Batokan, Soreng Pati menjadi penggede di Kasiman, dan Soreng Rangkut menjadi penggede di Sambeng.
Selain itu, ketiga Soreng ini juga memiliki masing-masing satu orang anak. Soreng Rana mempunyai anak perempuan bernama Rara Swari. Soreng Pati mempunyai anak laki-laki bernama Riman. Soreng Rangkut juga mempunyai anak laki-laki bernama Siman.
Sayangnya, ketiga remaja itu terlibat dalam jalinan cinta segi tiga yang rumit. Gelap mata karena cinta, membuat Riman dan Siman bersaing untuk mendapatkan hati gadis pujannya, Rara Swari yang cantik jelita.
Persaingan Cinta Riman dan Siman
Pada suatu hari Riman datang ke rumah Rara Swari untuk mengajak pergi Rara Swari, datang pula Siman di Batokan dengan maksud akan mencurahkan segala isi hatinya untuk meminang gadis pujaannya tersebut. Sayang, kedatangannya sedikit terlambat karena Rara Swasi sudah diajak Riman ke Kasiman. Oleh karena itu, Siman sangat marah kepada saingannya tersebut.
Siman bermaksud menyusul Riman yang sedang berduaan dengan Rara Swari. Hati Siman merasa sangat sakit ketika melihat dua orang yang dicarinya terlihat sangat santai di atas punggung kuda Riman. Dengan marah Siman menyuruh Riman turun dari kudanya dan mengajaknya bertanding untuk memperebutkan Rara Swari.
“Riman, cepatlah turun dari kudamu!”
“Mari kita bertanding secara jantan. Siapa yang menang, dia yang mendapatkan Rara Swari!”
Mendengar tantangan Siman, Riman pun menyahut.
“Baik, aku terima tantanganmu!”
Keduanya adalah anak dari penggede-penggede sakti yang berasal dari satu perguruan sehingga sama-sama kuat. Mereka berdua sama-sama menguasai ilmu perkelahian yang bersumber dari satu aliran.