Blora, BLORANEWS.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jawa Tengah sukses menyelenggarakan Sarasehan Pondok Pesantren dalam rangka Hari Santri Nasional 2024 di Gedung Graha Nusantara, Blora, pada Senin (21/10/2024).
Acara ini dihadiri 550 peserta, termasuk perwakilan Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi, pengurus wilayah NU, pengasuh pondok pesantren, dan santri.
Asisten Pemerintahan dan Kesra, Dra. Ema Rachmawati, dalam sambutannya, menekankan pentingnya peran pesantren dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Pesantren tidak hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai pusat pemberdayaan ekonomi,” ujarnya.
Ema juga menyoroti penurunan jumlah santri yang masuk ke pesantren akibat beberapa faktor, termasuk citra negatif yang dipicu oleh kasus kekerasan.
Ia berharap melalui regulasi yang lebih ketat, kepercayaan masyarakat dapat dipulihkan.
“Kami harus memastikan kasus-kasus tersebut tidak merusak citra pesantren sebagai tempat pembentukan karakter yang baik,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghofar Rozin, mengingatkan peran penting pesantren dan santri dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Ia berharap sarasehan ini menjadi langkah awal menuju konsep pesantren ramah anak.
“Pada Hari Santri tahun depan, kami berharap sudah ada pencapaian nyata dalam mewujudkan pesantren ramah anak,” tegasnya.
Acara ini juga menghadirkan tiga pembicara utama: Dra. Retno Sudewi (Kepala DP3AKB Jawa Tengah), KH Ahmad Kafabihi Mahrus (Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri), dan Nuryanto (Ahli Gizi dari Fakultas Kedokteran UNDIP), yang memberikan wawasan terkait pengembangan pesantren dari berbagai aspek. (Dinkominfo Blora)