Blora- Data menurunnya minat penduduk Kabupaten Blora bekerja di sektor pertanian yang diunggah Bloranews beberapa jam yang lalu mendapat perhatian warganet. Sejumlah netizen Blora merespon kasus tersebut dengan berkomentar di akun media sosial Blora Update.
Berikut beberapa komentar warganet Blora tentang turunnya minat bertani penduduk Kabupaten Blora yang diposting di akun Facebook Blora Updates pada Senin, (17/01/2022).
Akun Facebook dengan nama Bayu YN berkomentar secara tajam tentang menurunnya minat bertani penduduk Blora. Bayu YN menulis, “Rego pupuk 2x lipat, obata-obatan yo podo wae, lha nek wayah panen regane anjlok. Yo tekor nek ngunu carane. Lha lak muk uman rekasane tok. Modale nek utang bank. Ajurr leeek (Harga pupuk 2x lipat, obat-obatan ya sama saja, kalau momen panen harga anjlok. Ya tekor kalau gitu caranya. Cuma kebagian susahnya doang. Modalnya kalau hutang bank. Hancur leeek)”.
Masih seputar pupuk, Akun Facebook bernama Anung Ku juga komentar dengan nada yang sama. Hal itu disampaikan secara singkat dan menohok, “Tuku abok koyo wong ngemis (Beli pupuk seperti orang ngemis)“.
Sedikit berbeda dengan dua warganet sebelumnya, Akun Facebook dengan nama Parno Wicaksono menyorot soal banyaknya lahan pertanian yang subur namun malah dijadikan perumahan. Parno Wicaksono berkomentar, “Gimana tidak menurun? banyak lahan pertanian yang subur dijadikan perumahan. Selain itu juga masih banyak faktor yang lain, harga jual hasil panen murah, harga pupuk mahal, kadang sulit untuk mendapatkan juga”.
Terakhir, Akun Facebook dengan nama Ekothak Bpk’e Zakky menyoal tentang kartu tani yang terkesan ruwet secara kegunaan. Ekothak Bpk’e Zakky menyampaikan, “Kartu tani sing jare gak aktip, gak ono isine, jatahe wes entek. Wes pokoke angel (Kartu tani yang katanya tidak akif, tidak ada isinya, jatahnya udah habis. Udahlah pokoknya susah)“.
Mayoritas komentar warganet Blora mengindikasikan tren penurunan penduduk Blora bekerja di sektor pertanian akibat dari minimnya tingkat kesejahteraan bekerja di sektor tersebut. Hal ini dibuktikan warganet dengan komentar tentang mahal dan langkanya harga pupuk, anjloknya harga padi ketika panen serta keruwetan kartu tani. (Kin).