Cepu- Pencemaran air di sungai Bengawan Solo semakin parah. Kondisi air di kawasan Kracakan Watu Gong (KWG) berbuih dan menghitam. Ditengarai, air tercemar dari limbah pabrik tekstil yang berada di kawasan hulu Bengawan Solo.
“Sejauh yang saya tau, air kondisinya seperti ini mulai dari Panolan (Kedungtuban) sampai Ngloram (Cepu). Hitam pekat dan berbuih,” terang Ajir (40), warga Cepu, Selasa (10/09).
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora belum memberikan tanggapan resmi terkait pencemaran tersebut. Hal ini dapat dipahami, karena air kembali berbuih dan hitam pekat beberapa hari ini.
Sebagai informasi, DLH Provinsi Jawa Tengah pada Agustus lalu telah melakukan pemeriksaan pada air di sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut. Hasilnya, disimpulkan bahwa air di kawasan ini tercemar limbah pewarna tekstil dan bakteri patogen dari limbah rumah tangga.
Awal bulan lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Kabupaten Blora sempat menghentikan produksi lantaran kondisi air baku yang tercemar limbah. Saat itu, PDAM menghimbau pelanggannya untuk segera mengisi penampungan air selagi sempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bloranews.com, kondisi air sempat membaik dan kembali menghitam dan berbuih beberapa hari terakhir. Di sisi lain, pencemaran di Bengawan Solo juga mengakibatkan banyak ikan mabuk dan mengambang ke permukaan.
“Pladu (mencari ikan yang mabuk dan mengambang ke permukaan) sudah beberapa hari terakhir,” ucap Rokim (30) warga Panolan. (jay)