Kendal, BLORANEWS – Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itu kalimat yang pas menggambarkan kondisi petani dan nelayan hari ini. Setelah tercekik akibat harga BBM naik, kini petani dan nelayan kian terugikan lantaran pasokan BBM Subsidi kurang dan sulit ditebus.
Dijelaskan Gubernur Ganjar saat mengecek pasokan solar di SPBN Kampung Nelayan Bandengan Kabupaten Kendal, pasokan BBM di daerah tersebut sering tidak menentu. Bahkan, alokasi BBM subsidi untuk nelayan di Kendal masih kurang sekitar 6000 kiloliter.
“Dampak kenaikan BBM ini kan kita harus mengecek kondisi yang ada. Ada dua yang menjadi perhatian kita, satu di antaranya petani dan nelayan. Kemarin mereka tidak mudah untuk menebus BBM,” katanya.
Ganjar pun langsung berkomunikasi dengan Pertamina dan BPH Migas agar alokasi BBM, khususnya solar, bagi petani dan nelayan ditambah.
“Kita mau bicara lagi dengan BPH Migas dan Pertamina agar alokasinya bisa ditambah. Karena ini rakyat kecil yang hari ini memang butuh untuk itu. Maka kalaulah ada bantuan-bantuan yang diberikan kepada mereka, nelayan itu mungkin kalau akses minyaknya gampang juga bisa terima, kebutuhan dipenuhi bisa terima,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyerahkan bantuan kepada 1.019 nelayan di Kabupaten Kendal yang memiliki Kartu Nelayan Jateng penerima BBM subsidi. Kampung Nelayan Bandengan mendapat kuota terbanyak dengan jumlah 413 nelayan. Bantuan itu diberikan sebagai insentif dampak kenaikan BBM dan inflasi. Sementara untuk total anggaran bantuan nelayan se-Jateng senilai Rp 4.743.750.000 dengan total 14.375 nelayan.
Selain bantuan itu, Ganjar juga menyerahkan asuransi nelayan tahun anggaran 2022 untuk 500 nelayan. Masing-masing sebesar Rp 100.000. Sebagai catatan, pada tahun anggaran 2021 asuransi diberikan kepada 951 nelayan di Kabupaten Kendal dengan masing-masing mendapatkan Rp 175.000. (*)