Blora- Kirab budaya dalam rangka hari jadi Kabupaten Blora (HJB) ke-269 berlangsung meriah. Di tahun politik ini, kirab budaya dapat menjadi ajang bagi parpol untuk menunjukkan diri dan merebut hati masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Nyatanya tidak demikian, mayoritas partai politik di Blora memilih untuk tidak mengikuti agenda ini. Alasannya cukup beragam, ada yang mengatakan karena acara ini “tidak wajib diikuti”, ada pula yang beralasan klise “ada agenda internal partai”.
“Karena sifatnya himbauan, maka kami tidak (wajib,red) datang,” ucap Ketua DPC Partai demokrat Blora, Bambang Susilo, Selasa (11/12).
Sementara, PDI Perjuangan dan Partai Berkarya tidak hadir dengan alasan ada kegiatan internal partai. Alasan ini, juga diamini sejumlah parpol lainnya.
Sedangkan, ketua DPC Partai Gerindra Blora, Yulianto, menyebutkan hanya ada tiga parpol yang ikut dalam kegiatan ini. Tiga partai tersebut adalah, Partai Nasdem, PKB dan PKS.
Berbeda lagi dengan sikap DPC PPP Blora yang dengan lincah memainkan peran ganda. Secara langsung DPC PPP tidak mengikuti kirab ini, namun fraksi PPP di DPRD Blora berada di dalam barisan kirab. Cara ini, sesuai dengan arahan ketua DPC PPP Blora Abu Nafi.
“Saya pasrahkan (mengikuti acara Kirab Budaya, red) ke teman-teman fraksi mas. Siapa yang berangkat, saya tidak mengetahuinya. Saya ada acara di Solo,” ucap mantan Wakil Bupati Blora ini.
Kirab budaya dimulai dari pendopo rumah dinas Bupati Blora dan berakhir di Blok T Blora. Di sepanjang rute kirab sejauh 1,5 kilometer itu penuh dengan penonton, mulai anak-anak hingga orang tua.
Bupati Blora Djoko Nugroho bersama istri Umi Kulsum berada di barisan paling depan dengan mengenakan pakaian adat kerajaan. Selama dalam perjalanan, masyarakat khususnya anak-anak dan remaja, saling berebut untuk berjabat tangan dengan bupati.
Para pimpinan Forkompinda, kepala OPD, kepala BUMN/BUMN, dan camat ikut pula dalam kirab budaya tersebut. Selain itu ada pula kelompok seni budaya barongan dan tayuban. (sya)