Ngawen – Musim tanam padi tahun ini, menjadi saat yang tepat bagi para pekerja borongan pertanian untuk mengais rejeki. Pekerja borongan ini telah mulai bergerak saat tahap penanaman benih padi beberapa waktu yang lalu. Saat ini, mereka membantu pemilik lahan pertanian untuk menyiangi gulma rumput di lahan pertanian yang ada.
Menurut penuturan Muniroh (56), salah satu ketua kelompok pekerja borongan pertanian di Dukuh Karangrowo Desa Bandungrojo Kecamatan Ngawen, di luar pekerjaan musiman ini mereka bekerja sebagai ibu rumah tangga dan aktivitas lainnya.
“Ini adalah kerja musiman, cara pembayarannya tergantung kesepakatan dengan pemilik lahan. Bisa dibayar secara borongan, bisa juga dibayar harian,” jelasnya sembari mencabuti rumput di sebuah lahan pertanian di kawasan Karangrowo Ngawen, Minggu (19/11).
Besar biaya yang dikeluarkan pemilik lahan berkisar antara 700 ribu sampai 800 ribu rupiah per bahu (1 bahu : 0,8 hektar). Pemilik lahan juga harus menyediakan makan tiga kali sehari untuk para pekerja ini.
“Kita bekerja secara berkelompok, satu kelompok terdiri dari delapan pekerja. Para pekerja ini biasanya masih anggota keluarga atau tetangga terdekat. Untuk mengerjakan sebahu lahan, bisa diselesaikan tiga pekerja,” lanjutnya.
Muniroh menambahkan, para pekerja ini bekerja selama dua belas jam, mulai pukul lima pagi sampai dengan pukul lima sore. Karena sebagian besar pekerjanya adalah wanita, pemilik lahan bisa berhemat karena dengan tidak mengeluarkan biaya untuk rokok.
Namun di beberapa tempat, pemilik lahan lebih memilih pekerja pria karena dipandang lebih bertenaga sehingga lebih menghemat biaya.
“Istirahatnya tengah hari saat waktu sholat zhuhur. Di musim ini, tidak ada kendala yang berarti. Keculai saat cuaca mendung, sering ada petir dan itu cukup menakutkan. Tapi selain itu tidak ada masalah,” pungkasnya.
Reporter : Habibi