Ngawen, BLORANEWS – Petani Palawija di Desa Sambongrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora rutin mengocori (menyiram) tanamannya demi menjaga suplay air agar tanaman tetap bisa tumbuh dan tidak mengering.
Para petani terpaksa mengocori tanamannya lantaran hujan yang ditunggu tak kunjung datang. Selain itu, sumber air di sekitar sawah seperti sumur dan belik (mata air kecil) yang dijagakan petani untuk menyiram tanaman juga hampir habis.
“Harus rutin ngocori mas, kalau nggak gitu ya kering, ini aja tanaman saya beberapa pada kering,” ujar Sulasih, petani Okra desa setempat, Selasa (2/6/2024).
Sulasih mengatakan, hingga saat ini dirinya hanya mengandalkan air belik di sekitar sawah untuk menyiram tanaman. Bahkan, tak jarang ia kehabisan air lantaran belik yang dijagakan untuk menyiram tanaman sudah surut diambil petani lain.
“Ngocorinya sedikit-sedikit mas. Kadang ya nggak jadi ngocori karena air belik sudah habis,” ucapnya.
Senada dengan Sulasih, Solikhin, petani jagung di Desa Sambongrejo juga mengatakan bahwa dirinya harus berebut air dengan petani lain agar tetap bisa menyirami tanamannya.
“Pagi sebelum matahari terbit biasanya saya sudah ke sawah untuk mengambil air, kalau nggak gitu ya malah nggak kebagian,” ujarnya.
Kepada awak media, dirinya berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi alternatif menyikapi masa paceklik yang dialami petani. Khususnya, kepada para petani yang krisis air dan hanya mengandalkan tadah hujan untuk mengairi tanaman.
“Semoga saja hujan segera turun. Jika tidak, ya semoga pemerintah bisa memberikan solusi kepada kami,” harapnya. (Dj)