Jepon – Bagi sebagian kalangan, kelangkaan pakan ternak di musim kemarau ini justru menjadi berkah. Betapa tidak, dengan harga minimal Rp 4 ribu rupiah per ikat, berjualan jerami untuk memenuhi permintaan para pemilik ternak menjadi sangat menguntungkan.
Seperti yang dilakukan Mbah Jan (70), penjual jerami yang biasa mangkal di kawasan pertigaan Jepon – Bogorejo. Mbah Jan hanya berjualan jerami saat kemarau tiba, ketika peternak kesulitan mendapatkan pakan.
Pria tua ini mendapatkan jerami dari orang lain, kemudian dijualnya kembali. Untuk tiap ikat jerami yang ukurannya sebesar pelukan orang dewasa, Mbah Jan menjualnya dengan harga Rp. 6 ribu.
‘’Ini bukan barang titipan. Jadi, kalau tidak laku, saya harus menanggungnya sendiri,’’ ujar Mbah Jan seperti dikutip Suara Merdeka, Rabu (15/08).
Beda lagi dengan Yusuf (49), sejak lima tahun terakhir, dia mengerti benar pasar perdagangan jerami. Mulai dari daerah untuk mengambil barang dagangan hingga tingkat kebutuhan peternak.
“Biasanya saya dengan teman-teman sewa truk untuk kulakan jerami di Sragen, Ngawi atau Bojonegoro. Saat musim kemarau seperti ini pasti laku terjual karena pemilik sapi di Blora butuh pakan ternak,” jelas pria yang juga bekerja sebagai pembuat meubel ini.
Meski tidak menyebutkan nominalnya, Yusuf mengaku mendapatkan untung yang cukup besar dari berjualan jerami ini. Selain jerami, Yusuf juga menjual pakan ternak berupa batang jagung (tebon) kepada pelanggannya.
“Saya berinisiatif berjualan pakan ternak khusus musim kemarau itu sejak lima tahun lalu. Kalau tidak untung, sudah dari dulu saya berhenti berjualan,’’ pungkasnya.
Reporter : Rosyidi