fbpx

OWNER SEGARA: PEMERINTAH SELAIN URUS PAJAK, PIKIRKAN SAAT KITA SEPI

Sejauh ini pengusaha café Segenggam Rasa (Segara), Supriyanto memang belum memiliki izin usaha, namun Nomor Induk berusaha (NIB) dan brand sudah punya. Hak Kekayaan Intelektual (Haki) sudah diizinkan.
Suasana cafe segara.

Blora – Sejauh ini pengusaha cafe Segenggam Rasa (Segara), Supriyanto memang belum memiliki izin usaha, namun Nomor Induk berusaha (NIB) dan brand sudah punya. Hak Kekayaan Intelektual (Haki) sudah diizinkan.

Bukan tidak mau mengurus, sebenarnya ia mengharap feedback dari pemerintah adanya bimbingan bagaimana ketika perusahaan mengalami penurunan pemasukan, tidak hanya meminta untuk membayar pajak.

“Oke kita diminta bayar pajak, aku juga pengen dong ada feedback. Aku tahu pajak itu membantu mereka (Pemerintah, red). Tapi dari pajak itu, apakah pernah kalian sebagai pemangku kebijakan memberikan bimbingan kepada kita,” ungkapnya, Minggu (20/02) malam.

Menurutnya, pemerintah kurang peduli dengan keadaan pengusaha yang tidak menentu omsetnya, belum lagi pada saat ini negara babak belur dihantam adanya covid-19. Kehadiran pemerintah kala usaha sepi itulah yang dinanti.

“Kalau omset bagus, pemasukan pajak juga tinggi. Apakah kalian (Pemerintah) mikir ndak resto tutup, sepi? Apakah memikirkan ini harus bagaimana? Peduli ndak? Harusnya kan peduli, resto ini kok sepi ada apa? Ada kendala apa? Ada yang bisa dibantu ndak? Kan gitu,” ucapnya.

Supri yang memiliki 40 karyawan menggambarkan adanya tim khusus untuk menangani pengusaha dan untuk memonitoring, shareing dan sebagainya. Agar mengetahui kondisinya seperti apa. Ia menilai sektor pariwisata juga bisa berjalan.

“Memang sesuatu yang tidak berimpact kepada mereka, mereka tidak peduli. Padahal ini sangat perlu. Makanya tidak ada rasa peduli, kalau gini-gini ya susah maju. Orang-orang yang ada di sana kurang mengapresiasi,” jelasnya. (Jam).