fbpx

NYAMUK AEDES AEGYPTI RENGGUT 6 NYAWA DI BLORA

Sebanyak 6 warga Blora tewas akibat serangan nyamuk Aedes Aegypti. Warga tersebut berasal dari Blora (2 orang) Serta dari Jepon, Kedungtuban, Ngawen dan Randublatung masing-masing 1 orang.
Penerapan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Blora – Sebanyak 6 warga Blora tewas akibat serangan nyamuk Aedes Aegypti. Warga tersebut berasal dari Blora (2 orang) Serta dari Jepon, Kedungtuban, Ngawen dan Randublatung masing-masing 1 orang.

Dari data yang ada, kasus DBD di Kabupaten Blora alami tren peningkatan. Tercatat ada 179 kasus yang tersebar di beberapa Puskesmas. Mulai Puskesmas Cepu (23 kasus), Puskesmas Blora (29 kasus), Puskesmas Jepon (16 kasus), Puskesmas Kedungtuban (13 kasus) dan selebihnya tersebar di masing-masing puskesmas.

Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Sutik mengingatkan kepada seluruh warga Blora untuk waspada dengan potensi merebaknya serangan DBD saat ini. Termasuk segera memeriksakan ke dokter jika mendapati anggota keluarga yang demam hingga tiga hari tidak turun-turun.

“Mohon seluruh warga Blora untuk waspada dengan potensi merebaknya serangan DBD ini. Caranya dengan melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan mengoptimalkan 3M. Menguras, Menutup dan Mengubur,” terangnya, Rabu (30/1).

Menurutnya, PSN memang sangat efektif untuk mencegah penyebaran DBD yang penularannya melalui nyamuk Aedes Aegypti. Penerapan PSN akan mampu memusnahkan hingga ke telur maupun jentik-jentik nyamuk yang bisa menularkan DBD.

Selain itu, Sutik mengimbau, agar masyarakat menciptakan lingkungan yang baik. Dengan menutup, menguras, mengubur (3M) pada tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk. Tujuannya untuk meminimalisasi perkembangbiakan nyamuk.

“Jika ada gejala panas pada tubuh lebih dua hari atau hari ketiga belum kunjung turun, bisa diperiksakan ke dokter. Demam berdarah itu ada pendarahan di dalam tubuh. Nantinya harus pemeriksaan trombosit dan hematrokit,” paparnya.

Kepala Dinkes Blora, Edy Widayat mengaku, selama ini jika ditemui suatu wilayah ada kasus DBD, pihaknya segera melakukan fogging. Hanya saja perlu diketahui, penerapan PSN lah yang paling efektif bisa menekan lonjakan kasus DBD.

“Warga harus waspada, terlebih harus tetap giat PSN,” ucapnya. (sub)