Blora – Tim NU Care – Lazisnu menyalurkan bantuan alat produksi batik kepada UKM Difabel Blora Mustika (DBM). Dalam kesempatan ini, dilaksanakan pula program pelatihan marketing yang diikuti para pengrajin batik di komunitas ini.
Bantuan ini berupa kain sutra, kain prima, malam (lilin batik), cat warna dan berbagai alat produksi lain.
Ketua UKM Difabel Blora Mustika, Ghofur, menyambut antusias kunjungan tim NU Care dan Lazisnu ini. Dia berharap bantuan ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan martabat kaum difabel.
“Semoga bantuan dan pelatihan ini dapat membantu kemajuan DBM. Harapannya kedepan DBM bisa semakin berkembang dan mengangkat martabat difabel”, ucap Ghofur, Rabu (21/02).
Dalam pelatihan ini, pengrajin batik UKM Difabel Blora Mustika mengikuti paparan dari seorang pengusaha dan pengrajin batik asal Pekalongan, Solihin.
Solihin memaparkan, pewarnaan batik dapat dilakukan dengan bahan alam yang ramah lingkungan dan memiliki warna yang khas.
“Warna biru dapat diperoleh dari ekstrak Daun Nila, warna merah kecoklatan dapat diperoleh dari ekstrak kulit Kayu Tinggi dan warna kuning dapat diperoleh dari ekstrak biji Jolawe,” papar Solihin.
Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Bupati Blora Arief Rohman didampingi sejumlah pengurus NU dan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blora.
Kepada tim NU Care – Lazisnu, Ghofur memaparkan latar belakang berdirinya komunitas Difabel Blora Mustika.
“DBM berdiri pada 2011 dengan modal nekat. Bersama Pak Kandar dan sejumlah difabel kami merintis UKM Batik. Saat ini, DBM memiliki anggota sebanyak 786 orang dan telah memproduksi 20 motif batik tulis dan 25 motif batik cap,” terang Ghofur.
Reporter : Aripaki