NESTAPA PETANI DI BLORA AKIBAT KEKERINGAN EKSTREM

Blora, BLORANEWS – Para petani di wilayah Blora menjerit akibat kekeringan ekstrem yang melanda Blora akhir-akhir ini. Mereka mengeluh lantaran lahannya kekurangan air sehingga berdampak pada kesuburan tanaman. Bahkan, terpantau banyak tanaman yang gagal bersemi dan akhirnya mati.

Afifun Najib, salah seorang petani jeruk dan okra asal Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung, Blora mengatakan, dirinya beserta petani lain di wilayahnya merasa kesulitan bercocok tanam akibat kurangnya pasokan air.

“Lihat saja mas, tanaman jeruk disini banyak yang kering, pohonnya menghitam dan daunnya berguguran semua, ini karena kurangnya pengairan mas,” jelasnya, Selasa (21/5/2024).

Selain jeruk, Najib menyampaikan bahwa hasil panen tanaman okra miliknya yang bekerja sama dengan PT juga menurun drastis. Yang semula bisa panen setiap hari dengan produktivitas tinggi, kini harus menunggu dua sampai tiga hari baru bisa dipetik dengan produktivitas rendah.

“Biasanya setiap hari kirim ke PT mas, hasilnya dua karung. Hari ini harus menunggu 2 sampai 3 hari baru bisa kirim, hasilnya paling ya satu karung lebih sedikit,” Tambahnya.

Sementara itu, petani lain asal Desa Sambongrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Muhamad Solihin membeberkan keluhan yang sama kepada awak media. Dirinya yang baru saja menanam padi mengaku kurangnya pasokan air membuat tanaman padi miliknya tidak bisa bersemi.

“Dari mulai tanam sampai sekarang belum ada hujan mas, di daerah saya sumber air sulit, irigasi juga tidak ada, jadi ya begini kondisinya, tanaman kering semua,” jelasnya.

“Ya nanti kalau tetap nggak ada air ya paling dibabat mas, dibuat pakan sapi,” lanjutnya.

Dengan nada lirih, dirinya berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi serta bisa menyikapi kesulitan yang dialami petani hari ini.

“Kami berharap semoga ada solusi dari pemerintah mas. Kalau begini terus, ya kami bingung harus makan apa, dapat penghasilan darimana. Remuk kami mas,” ucapnya sembari menundukkan kepala. (Dj)