Blora- Menggantungkan hidup dari usaha seni bukanlah perkara yang mudah. Butuh keberanian berspekulasi, karena bisa jadi dalam waktu tertentu para pengusaha bisnis seni harus berpuasa. Seperti yang terjadi tahun ini, tahun 2017 merupakan tahun duda yang membuat masyarakat Jawa berpantang nanggap ketoprak.
Pandi, ketua grup ketoprak Mustiko Budoyo memaparkan kondisi ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang padat jadwal pentas, tahun ini jadwal pentas Mustiko Budoyo terbilang sepi.
(Baca : LEBIH DEKAT DENGAN GRUP KETOPRAK MUSTIKO BUDOYO)
“Tahun kemarin, hampir sepanjang tahun kita pentas di banyak tempat. Tahun ini sepi karena menurut hitungan jawa tahun ini adalah tahun duda. Biasanya dari bulan Bakda Mulud sampai Besar ramai terus” paparnya.
Selain itu, berbisnis seni semacam ketoprak, diperlukan kesediaan untuk bersabar membimbing anggota ketoprak yang berbeda pemikiran. Tombok atau menalangi biaya pentas menjadi makanan sehari-hari dalam bisnis ini.
(Baca : KETOPRAK BLORA : MUSTIKO BUDOYO, RIWAYATMU KINI)
“Walah mas, kalau tombok itu ya bukan sering lagi. Yang lebih susah adalah menyatukan anggota ketoprak dengan pemikiran dan sifat yang berbeda-beda” ujar Pandi.
Seperti disampaikan Pandi, mengelola usaha ketoprak niatnya harus lurus. Naik turun dalam bisnis ini kadang terjadi diluar dugaan.
“Harus lurus niatnya untuk nguri-nguri budaya, kalau niatnya cari untung jelas saya sudah gulung tikar dua puluh tahun yang lalu” pungkas Pandi [.]
Reporter : Jack Priyanto