Blora- Proses pembangunan Stadium Seni Budaya Tirtonadi kini memasuki tahap penyelesaian. Direncanakan, lokasi yang digadang-gadang menjadi sentra pementasan kesenian ini akan selesai pada pertengahan 2019 mendatang.
Stadium Seni Budaya Tirtonadi, jika telah selesai nanti, akan menjadi tempat pagelaran seni wayang kulit, kethoprak, tayub, barongan, dan barbagai kesenian lain seminggu sekali. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora juga mempersiapkan anggaran untuk misi pelestarian kesenian tradisional tersebut.
“Nanti kegiatannya dimasukkan ke APBD Perubahan 2019 saja. Selain sebagai bentuk pelestarian, sekaligus hiburan masyarakat setiap akhir pekan,” ucap Bupati Blora, Djoko Nugroho di sela pagelaran Wayang Kulit malam Jumat Pon di Pendopo Bupati, Kamis (21/02) malam.
Kokok (sapaan Djoko Nugroho, red) mengungkapkan, dirinya telah mendapatkan kritik banyak seniman lantaran selama ini yang mendapatkan “jatah tampil” hanya Wayang Kulit. Para seniman ini, mengaku butuh wadah untuk mempertahankan eksistensinya.
“Oleh karena itu saya minta tahun ini panggung terbuka di Stadium Seni Budaya Tirtonadi untuk diselesaikan agar bisa digunakan untuk pentas,” imbuh Kokok.
Tak hanya menyiapkan tempat, Kokok juga meminta agar para seniman lintas kesenian ini melakukan inovasi untuk menarik minat masyarakat. Selain media hiburan, kesenian tradisional menurutnya merupakan jati diri bangsa.
“Lakukan inovasi agar seni tradisional ini bisa disukai generasi muda kita. Tidak hanya wayang kulit saja, namun juga tayub, barongan dan kethoprak. Ini semua adalah jati diri kita sebagai bangsa yang harus dilestarikan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Blora, Sukarno menilai ini merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap seluruh seniman di Kabupaten Blora.
“Blora akan semakin dikenal sebagai Kota Seni, Kota yang berbudaya. Terlebih Blora memiliki banyak sekali potensi kesenian tradisional yang patut ditampilkan,” komentarnya. (one)