Blora ( 06/02/2016 ) Belum dikatakan pernah berkunjung ke Blora, jika belum berbelanja Kain Batik Blora. Kain istimewa dengan guratan pola ini menarik sebagai bahan dasar pakaian, santai maupun formal. Tidak hanya sebagai pola semata, guratan gambar dalam batik Blora menyimpan makna yang mendalam. Seolah menggambarkan Blora, dengan seribu satu cerita.
Tidak banyak seniman yang mendalami seni menggambar pola dengan tema ke – Blora – an. Sebut saja tema tentang minyak, tema tentang tanaman Jati, dan seni rakyat “ Barongan “. Mendalami tentang motif Batik Blora, dapat anda lakukan di salah satu Galeri Seni Batik di Blora, tepatnya di Mustika Art Gallery.
Mustika Art Gallery terletak di Jalan Nusantara no. 41 Blora Kota, selain itu Mustika Art Gallery membuka etalase di Kawasan Stasiun Lama Blora, atau lebih dikenal dengan nama Blok T Blora. Mengelola produksi dan pemasaran Batik Blora, membuat Mustika Art Gallery menjadi salah satu referensi studi Batik Blora. Banyak mahasiswa yang melakukan proses penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir di tempat ini.
Salah satu mahasiswa yang melakukan proses penelitian di Mustika Art Gallery ini adalah Intan Maghfiroh Nur Diansyah. Mahasiswa ini mengangkat sisi perhitungan harga pokok pada Mustika Art Gallery. Penelitian di tempat ini membuat Intan Maghfiroh Nur Diansyah menyelesaikan Program D3 Akuntansi di almamaternya, Jurusan Akuntansi Politeknik Semarang setahun yang lalu.
Kenyataan ini membuktikan bahwa Batik Blora memiliki daya saing dalam bidang ekonomi, dalam pertarungan batik di pesisir utara Jawa tengah bahkan dalam percakapan Batik Nasional. Tidak hanya dalam percakapan tentang ekonomi belaka, Batik Blora memiliki keragaman motif yang “ lebih berani “ dibanding batik – batik produksi kabupaten lain.
Motif barongan Blora, menggambarkan tentang salah satu seni rakyat di Blora. Rupa sang Barong ditampilkan dari tampak depan, dengan penegasan pada garis – garis mata dan ekspresi wajah sang Barong. Barongan menggambarkan kisah perjalanan Prabu Kelana Sewandana, seorang raja dari kerajaan Bantarangin dalam meminang Dewi Sekartaji, putri kerajaan Kediri. Seni Barong sangat populer dalam kehidupan masyarakat desa di Kabupaten Blora.
Motif tanaman Jati, diilhami dari melimpahnya tanaman kokoh ini di Kabupaten Blora. Seniman perupa corak batik memilih daun Jati sebagai obyek yang ditonjolkan pada Batik Blora. Selain daun Jati, seniman perupa juga menonjolkan akar Jati yang digambar secara terbalik bahkan lingkaran – lingkaran tahun pada pokok Jati. Motif ini seolah menngambarkan betapa Kabupaten Blora memiliki tanaman Jati yang melimpah pada setiap sudut Kabupaten ini. Selain itu, kekuatan dan karakteristik Jati yang unik membuat Motif tanaman Jati “ pantas “ ditampilkan pada lembaran – lembaran kain Batik Blora.
Pompa minyak Hindia – Belanda, ditampilkan pada kain Batik Blora untuk menggambarkan kekayaan alam Blora, Minyak Bumi. Banyak hal yang berkaitan dengan minyak bumi, tetapi para seniman memilih menampilkan Pompa minyak ( Pompa Angguk ). Selain fungsinya dalam mengeksploitasi minyak, Pompa Angguk juga memiliki bentuk yang artistik dan mudah dikenali oleh masyarakat awam.
Salah satu seniman perupa Batik Blora ini adalah Hj. Anie Subagyo SE M Si. Pemilik Mustika Art Gallery ini mengawali dunia seninya dengan mendalami seni Rias Pengantin. Mulai mendalami dunia seni batik setelah beliau mengikuti kursus di Kota Surakarta, Jogja dan Pekalongan. Semua motif Batik Blora yang dikerjakan Ibu Hj. Anie Subagyo menggambarkan tentang kekayaan alam Blora. Hasil karya beliau tidak hanya beredar di Blora, tetapi merambah bahkan sampai ke mancanegara.
Reporter : Aliph Bengkong
Fotografer : Aliph Bengkong