MENYALAKAN BARA PERLAWANAN DI PERINGATAN NYATUS TAHUN PRAMOEDYA ANANTA TOER

Foto: Nyatus Tahun Pramoedya Ananta Toer

Blora, BLORANEWS.COM – “Kita telah melawan, Nak, Nyo. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.”

Ucapan penuh makna dari Nyai Ontosoroh kepada Minke dalam Bumi Manusia ini menjadi inspirasi dalam peringatan Nyatus Tahun Pramoedya Ananta Toer yang digelar di Blora.

Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya untuk menyalakan semangat perlawanan dan menjaga agar bara itu tak padam meski tertutup gemerlap panggung utama.

Peringatan ini diinisiasi oleh berbagai komunitas, termasuk Kandhang Pendaki Blora, dengan mengusung semangat kesetaraan dan keadilan serta nilai-nilai yang terus diperjuangkan Pramoedya sepanjang hidupnya.

“Kami meyakini, membaca Pram dan legasinya, akan lebih jelas jika diterangi dengan temaram cahaya lilin di ujung jalan. Karena, hanya dengan menjauh dari panggung, kita dapat bicara setara dan lugas,” ujar Alip Bengkong, salah satu inisiator kegiatan.

Acara ini menolak kemegahan panggung formal. Sebagai gantinya, diskusi-diskusi kecil, pembacaan karya Pram, dan refleksi bersama menjadi inti dari peringatan.

Semangatnya sederhana: kembali ke akar, merayakan pemikiran Pram dengan cara yang intim, penuh makna, dan jauh dari hiruk-pikuk seremonial.

Kesetaraan menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh rangkaian kegiatan.

“Bukankah kesetaraan adalah benih-benih keadilan? Suatu nilai yang terus Pram perjuangkan hingga akhir hayatnya. Nilai yang menginspirasi kita di peringatan Nyatus Tahun kali ini,” tambah Alip.

Peringatan ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga menghidupkan kembali pemikiran kritis Pramoedya, mengajak generasi muda untuk tak sekadar membaca, tetapi juga meresapi dan melanjutkan perjuangannya dalam berbagai bentuk perlawanan di kehidupan sehari-hari. (Jyk)