fbpx
OPINI  

MENGUAK PESONA JANDA MUDA

Ilustrasi.
Ilustrasi.

BLORANEWS – Dari belahan bumi manapun janda muda oleh kalangan laki-laki sampe saat ini masih menjadi misteri. Apalagi dengan parasnya yang ayu dan menarik, ini yang membuat seorang janda bisa mengalahkan gadis perawan sekalipun. Pesonanya seolah bisa membius lawan jenis untuk bertekuk lutut dihadapannya.

Meskipun sudah pernah menikah, tipologi perempuan seperti ini sangat berhati-hati dalam memilih pasangan baru. Mereka enggan asal pilih calon suami, karena jarang kita temui janda yang tidak punya anak. Ketika memutuskan untuk menikah berarti calon suami harus mau menerima sang anak juga. Tak hanya itu, janda dengan latar belakang ekonomi yang kurang, mestinya memilih calon suami yang secara finansial bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

Dari sekian perempuan yang menyandang status janda, terdapat banyak alasan yang menyebabkan dia menyandang predikat seorang janda. Salah satunya karena ditinggal mati sang suami. Yang demikian ini, kita sebagai manusia biasa tidak bisa mengubah qodarullah yang telah ditetapkan kepada hambanya. Usia belia dengan status janda yang ditinggal mati suaminya, tidaklah elok apabila tidak menikah lagi.

Apalagi di era digital, membuat pergaulan antar pelajar semakin menjadi-jadi, sehingga berdampak pada angka kehamilan meningkat pesat. Meskipun pelaku kehamilan ini masih menyandang status pelajar, namun dari pihak orang tua secara sepihak meminta dispensasi menikah untuk putra putrinya. Perkawinan yang demikian yang harusnya kita cegah, karena mereka dirasa belum siap secara reproduksi, mental ataupun finansial.

Ketidaksiapan hidup dalam berumah tangga yang nota bene pelakunya adalah anak berumur belasan tahun, membuat angka perceraian semakin tinggi. Tentu mengikuti angka pernikahan dini yang terjadi. Parahnya, dalam perceraian ini rata-rata perempuanlah yang menjadi korban.

Sialnya stereotip seorang janda masih terlampau dianggap sebagai perempuan nakal. Apalagi fakta di lapangan membuktikan banyak janda muda yang ada di masyarakat kita lebih memprioritaskan penampilan daripada ibu rumah tangga biasa yang bersuami. Sehingga kekhawatiran masyarakat terhadap keberadaan janda muda semakin menjadi jadi. Ketakutan ibu-ibu terhadap pelakor yang kebanyakan dilakukan oleh janda muda inilah yang kemudian merusak keharmonisan rumah tangga seseorang.

Sebenarnya tidak ada seorangpun yang mau menjadi janda. Perempuan normal menginginkan dirinya untuk hidup seperti layaknya perempuan yang lain. Jadi wajar seandainya di hati kecil seorang janda menginginkan keluarga kecil yang utuh, suami, istri dan anak. Keberadaan suami sangat dibutuhkan sebagai figur ayah untuk anak. Disamping itu suami bisa menjadi tempat sandaran istri ketika ada masalah di keluarga.

Masing-masing janda memiliki kelebihan yang berbeda. Pikiran yang kita bangun sebelum menikahi janda adalah dengan tidak membedakan mana perawan atau janda. Perempuan yang pernah menikah juga berhak mendapat kesempatan kedua dalam pernikahan.

Satu lagi, persiapkan jandamu sebelum melamarnya dengan memberikan fasilitas perawatan skincare yang harganya kini makin terjangkau. Tentunya demi menunjang kecantikan jandamu untuk lebih mempesona.

Tentang penulis: Siti Lestari adalah mantan ketua PC PMII Kabupaten Blora yang saat ini aktif mengelola Lembaga Pendampingan dan Pemberdayaan (Perempuan) Kinasih.

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.