Ngawen- Masuk musim kemarau Embung Bruk yang berada di Desa Sambongrejo Kecamatan Ngawen kering kerontang. Tampak dasaran embung yang sudah tidak ada airnya tersebut ditumbuhi rumput yang menghijau.
Dari pantauan Bloranews, embung yang berada di perbatasan Desa Ngrambitan Kecamatan Japah dengan Desa Sambongrejo Kecamatan Ngawen tersebut sama sekali tak tampak air mengalir bahkan genangan pun juga tak terlihat.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Wilayah I Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Blora Surat mengungkapkan, jumlah keseluruhan embung ada sekitar 60 buah. Tentu banyak di antaranya yang sudah menyusut signifikan.
”Sekitar 60 embung totalnya. Kondisi saat ini sudah ada beberapa embung yang mengalami kekeringan. Karena sudah dimanfaatkan untuk pertanian maupun air baku untuk masyarakat,” ungkapnya.
Dirinya juga menyebutkan,sejumlah embung dan waduk yang masih banyak airnya di antaranya yakni Waduk Greneng dan Tempuran, lalu embung Plered, Jurangrejo, Klopoduwur, Guwolandak, dan Nglarohgunung. Sementara embung yang debitnya mulai berkurang yakni embung Karangjati, Bajirejo, Sendangmulyo, Cokrowati, dan beberapa embung lain.
Lebih lanjut Surat menambahkan, embung-embung yang ada selama ini merupakan embung tadah hujan, maka usaha untuk menambah debit air kebanyakan mengandalkan limpasan air pada waktu musim hujan.
“Jadi usaha untuk melestarikan sumber mata air dengan kegiatan konservasi lingkungan di sekitar embung berupa kegiatan penghijauan atau reboisasi di daerah sekitar embung dan waduk,” imbuhnya.
Adapun upaya untuk menghadapi musim kemarau, yakni dengan mengupayakan penghematan pemanfaatan air embung yang akan dipakai untuk kebutuhan pertanian. Masyarakat hendaknya menyesuaikan dengan kondisi prioritas di lapangan agar keandalan air dalam embung tetap terjaga dengan baik.
“Tergantung dari petani yang akan memakai air embung itu. Biasanya bisa sampai September,” pungkasnya. (jyk)