Jiken – Tradisi manganan sudah cukup tenar dikalangan warga masyarakat di wilayah desa di Kabupaten Blora. Bagi mereka yang tinggal di daerah ini, masih kental memegang teguh tradisi dan budayanya.
Dimana masa-masa setelah panen padi banyak dimanfaatkan masyarakat pedesaan untuk menggelar tradisi tahunan ini. Sebagai ucapan rasa syukur atas hasil bumi dan kesehatan selama satu tahun yang lalu, yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam moment itu, mereka berdoa agar satu tahun kedepan diberikan hal serupa yang lebih baik.
Begitu juga yang digelar masyarakat Desa Janjang, Jiken, Blora, yang dikenal dengan istilah Manganan Janjang hari ini, Jumat Pon (28/04/17).
“Manganan Janjang ini, perwujudan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa dan hurmat jasa-jasa Eyang Jatikusuma serta Eyang Jatiswara. Yang telah menyebarkan agama islam di desa ini,” ujar Kepala Desa Janjang, Ngasi saat ditemui Bloranews.com dikomplek pemakaman Sunan Janjang.
Istimewanya, rangkaian acara di desa yang terletak di perbukitan tengah hutan jati ini diselenggarakan sejak Selasa (25/04) lalu. Mulai dari pertunjukan seni barongan dan tembang-tembang jawa diiringi tetabuhan gamelan. Dilanjutkan hari Rabu (26/4) malam, dilaksanakan dengan kegiatan pengajian umum di desa setempat.
Sedangkan pada Kamis (27/4) malam, digelar ziarah dan tahlilan bersama di komplek pemakaman Sunan Janjang (Eyang Jatikusuma dan Eyang Jatiswara). “Keduanya merupakan putra Sultan Pajang, sesepuh sekaligus penyebar agama Islam di wilayah setempat. Setiap tahun sekali, ribuan warga lintas Jateng dan Jatim ikut serta dalam acara ini,” ujarnya.
Puncaknya hari ini, diselenggarakan berbagai macam hiburan rakyat, yang terbuka untuk umum. Dalam arti warga luar Desa Janjang boleh mengikutinya.
Masih menurut Kades Janjang, mulai dari pagi, semua warga Desa Janjang membawa nasi dan bumbu-bumbu ke bangsal di komplek pemakaman tersebut, yang nantinya didoakan dan disedekahkan pada pengunjung yang datang.
Panitia juga melakukan penyembelihan sapi tidak jauh dari lokasi makam. Daging sapi yang sudah dimasak, juga dibagikan kepada pengunjung Manganan Janjang. Serta digelar pertunjukan wayang krucil, di salah satu bangsal komplek tersebut.
“Di Manganan Janjang yang dipentaskan Wayang Krucil. Karena merupakan kesenian Desa Janjang yang diwariskan turun-temurun dan selalu dipentaskan saat digelar di acara ini,” jelas Ngari.
Wayang ini unik, lanjut Ngari, terbuat dari kayu yang pipih. Pentasnya hanya diiringi alat musik gendang, gambang, gong, saron serta kecrek, tanpa disertai dengan adanya pesinden seperti pada pementasan wayang kulit pada umumnya. “Inilah salah satu keunikan Manganan Janjang,” ungkapnya.
Jelas Jumat ini, warga dari berbagai penjuru berbondong-bondong ke Desa Janjang yang berada di ujung timur Kecamatan Jiken ini. Tak hanya warga Blora, ada juga warga Rembang, Purwodadi, bahkan dari Tuban dan Bojonegoro Jawa Timur.
Tak hanya itu, kegiatan ini membuat Kepolisian Polsek Jiken mengerahkan personilnya bersama Koramil Jiken. Untuk turut bersama mengamankan prosesi Manganan, yang menyedot animo masyrakat.
“Ini untuk antisipasi adanya potensi gangguan, karena kegiatan ini yang menampilkan hiburan dan mengundang banyak kehadiran masyarakat,” tandasnya.
Pihaknya juga mengharapkan aparat keamanan untuk turut hadir dan mengamankan acara di desa tersebut. Supaya tetap dalam kondisi aman terkendali. “Masyarakat dapat menikmati acara dengan aman dan nyaman sampai selesai,” pungkasnya.
Reporter : Ngatono