Sambong – Kebocoran pipa Pertamina EP Field Cepu di Kecamatan Sambong berdampak pada pertanian warga. Minyak mentah yang keluar dari pipa mencemari lahan pertanian garapan warga Desa Pojokwatu, Kecamatan Sambong.
Padi yang semestinya belum waktunya dipanen, terpaksa harus dipanen lebih awal. Butuh waktu seminggu atau 10 hari lagi untuk melakukan panen.
“Kalau tidak segera dipanen, tanaman bisa mati. Rasa berasnya pun juga nanti tidak enak,” ungkap Jumari (67) warga Desa Pojokwatu.
Dia menjelaskan, terpaksa melakukan panen lebih awal, pada Selasa (15/3) sore kemarin. Begitu mendengar ada pipa bocor dia langsung ke sawah untuk memanen padi. Paginya, dilanjutkan memotong padi.
“Kemarin belum masuk sawah. Tidak lama kemudian, minyak bercampur mulai masuk sawah,” jelasnya.
Kakek yang memiliki 7 orang cucu ini mengaku, 3 petak sawahnya terdampak luberan minyak. Hasil dari panen itu, dia taksir sekira 5 kwintal.
“Lainnya aman. Tidak tahu persis berapa luas lahannya,” kata dia.
Disampaikannya, bahwa lahan yang dia garap adalah lahan bengkok desa setempat. “Ini bengkok Kamituwo (Kepala Dusun),” ujarnya.
Apakah sudah ada dari pihak terkait yang mendatangi, menurut dia, sudah ada. “Katanya nanti mau diganti. Tapi tidak tahu besarannya,” ucapnya.
Identitas diri, seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP), sudah diserahkan ke pihak desa. “Desa nanti yang ngurusi. Harapannya ya, bisa dapat ganti,” harapnya.
Sementara terkait pengolahan lahan, lanjut Jumari, akan sedikit mengalami kesulitan. Sebab, harus ada perlakuan khusus. Supaya lahan bisa ditanami kembali.
“Sawah harus direndam dalam waktu tertentu. Baru kemudian air dibuang. Dilakukan sampai bisa dipastikan bahwa sawah bisa ditanami lagi,” jelasnya.
Kepala Desa Pojokwatu Atok Setyo Utomo, menyampaikan, bahwa sudah ada koordinasi dari pihak Pertamina EP. Terkait warga terdampak.
“Nanti yang kena dampak kebocoran pipa, akan ada ganti rugi,” jelasnya.
Terpisah, Senior Officer Relation and CID Pertamina EP Zona 11, Ahmad Setiadi, terkait komitmen dari Pertamina EP atas lahan terdampak, masih dilakukan kordinasi dengan pihak terkait.
“Kades dan kecamatan. Untuk kondisi lapangan,” ungkapnya. (Sub).