Ngawen- Sebuah perahu tua tersimpan rapi dalam sebuah bangunan kayu di Desa Karangtengah Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Oleh masyarakat setempat, lokasi ini dikenal dengan nama Museum Omah Perahu.
Tokoh pemuda Desa Karangtengah, Adib Muttaqin (30) menuturkan, museum ini telah berdiri sejak lebih dari 7 tahun silam. Satu-satunya perahu yang dipajang di museum ini merupakan perahu terakhir yang digunakan warga setempat untuk menyeberang sungai.
“Dulu, warga Karangtengah yang sebagian besar bekerja sebagai petani menggunakan perahu untuk menyeberangi sungai saat pergi ke sawah. Dulu, perahunya berukuran kecil dan hanya mampu mengangkut lima orang,” terangnya, Minggu (25/08).
Lambat laun, imbuh Adib, warga membuat perahu yang ukurannya lebih besar. Saat satu perahu rusak, warga membuat perahu baru. Sedangkan perahu terakhir yang terpajang di Museum Omah Perahu merupakan generasi yang keenam.
“Perahu terakhir, yang saat ini tersimpan di Museum Omah Perahu, mampu mengangkut sampai 20 orang. Ini perahu manual yang tidak memakai mesin. Karena sekitar 7 tahu lalu, dibuat jembatan akhirnya perahu ini tidak terpakai,” imbuhnya.
Selamatkan Perahu Bersejarah, Warga Dirikan Museum Omah Perahu
Lebih lanjut, Adib menceritakan, setelah memiliki jembatan baru yang melintas di atas Kali Lusi, warga Karangtengah berniat menjual perahu tersebut. Rencana itu, dibahas melalui musyawarah desa.
“Dalam musyawarah itu, ada yang setuju dan ada yang menentang penjualan perahu tersebut. Akhirnya, mayoritas warga dengan saran dari anggota Yonif 410 yang ketika itu melaksanakan kegiatan TMMD, memutuskan untuk merawat perahu ini,” katanya.
Alhasil, perahu tua yang terpajang di pinggir desa, justru menjadi daya tarik tersendiri. Pasalnya, tak jarang para pengunjung yang datang ke desa Karangtengah penasaran dengan adanya perahu tua di tengah desa.
Hingga kini, Museum Omah Perahu dirawat oleh pemuda desa setempat. Kerja bakti mengecat Museum Omah Perahu dan membersihkan sampah di sekitarnya menjadi agenda bagi komunitas pemuda desa.
“Dengan simbol ini kita akan selalu ingat cerita orang tua jaman dulu. Sehingga kita bisa lebih bersyukur dengan keadaan sekarang, transportasi sudah lancar dan ada jembatan. Kita juga mengapresiasi kerja bakti pemuda yang mengingatkan kita untuk menjaga kebersihan,” komentar perangkat desa Karangtengah, Juwariyah. (jay)