fbpx

KONSEP KEHUTANAN TERPADU: LANGKAH PERTAMINA DRILLING BANGKITKAN EKONOMI HIJAU

Blora-Ngawi, BLORANEWS.COM – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) memperkuat komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui program pemberdayaan masyarakat di kawasan hutan. 

Bersama Pertamina Foundation dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), perusahaan ini melaksanakan program penanaman pohon di Hutan Wengkon Desa (HWD) Pitu, Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Diklathut UGM Blora-Ngawi.  

Dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini, sebanyak 9.800 bibit pohon ditanam di area seluas 7 hektar. Jenis pohon yang ditanam meliputi 7.000 bibit kayu putih, 1.400 bibit jati, dan 1.400 bibit indigofera. 

Penanaman ini diharapkan dapat menyerap karbon hingga 100.772 kg CO₂ per tahun, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.  

Direktur Operasi Pertamina Drilling, Aziz Muslim, menjelaskan bahwa pohon yang ditanam memiliki nilai produktivitas tinggi, tidak hanya sebagai penyerap karbon tetapi juga sebagai sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.  

“Melalui program ini, kami menerapkan pemberdayaan masyarakat berbasis konsep sirkular. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengembalikan fungsi hutan sebagai penyerap karbon, dan menciptakan alternatif ekonomi,” ungkapnya, Senin (18/11/2024).  

Selain penanaman pohon, masyarakat setempat juga mendapatkan dukungan berupa kandang komunal dan 20 ekor kambing untuk Kelompok Tani Karya Mandiri. Mereka juga dilatih memanfaatkan produk turunan dari kayu putih untuk meningkatkan nilai ekonominya.  

Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D., menambahkan bahwa program ini menerapkan konsep integrated forestry and farming system, yang menggabungkan sektor kehutanan dan peternakan.  

“Kami mendorong masyarakat menanam pohon produktif untuk memulihkan fungsi hutan sekaligus meningkatkan perekonomian. Pengelolaan hasil hutan dan wanaternak dilakukan secara sinergis untuk mendukung pemanfaatan lahan yang optimal,” jelas Widiyatno.  

Program ini sejalan dengan visi Pertamina dalam mengintegrasikan nilai-nilai Environment, Social, and Governance (ESG) sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada aspek pengentasan kemiskinan (SDGs 1), energi bersih dan terjangkau (SDGs 7), pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDGs 8), serta penanganan perubahan iklim (SDGs 13).  

Sementara itu, Direktur Operasi Pertamina Foundation, Yulius S. Bulo, menyoroti pentingnya program ini sebagai sarana pemberdayaan masyarakat sekaligus pengembangan ilmu pengetahuan.  

“Di kawasan ini, kami menggarap dua fokus utama, yaitu aksi iklim (climate act) dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Program ini menjadikan kawasan hutan sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat sekaligus laboratorium bagi perguruan tinggi untuk kegiatan KKN atau penelitian,” ujarnya.  

Dengan langkah kolaboratif ini, Pertamina Drilling berharap kawasan KHDTK UGM dapat menjadi contoh keberhasilan integrasi pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk masa depan yang berkelanjutan. (Jyk)