fbpx

KISAH PERTEMPURAN ARYA PENANGSANG DAN SUTAWIJAYA

Namun, emosi yang memuncak telah membuat Arya Jipang mengabaikan nasihat orang-orang yang mencintainya. Ia akhirnya berangkat menghadapi tantangan untuk berperang melawan Sultan Hadiwijaya. Ia tidak mengetahui siasat licik yang sedang dijalankan oleh Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan Ki Ageng Mertani. Dengan mengendarai kuda kesayangannya gagak rimang dan membawa pusakanya keris Kyai Setan Kober, Arya Jipang menjumpai musuhnya di tempat Bengawan Sore. Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan Ki Juru Mertani serta Sutawijaya sudah berada di seberang Bengawan Sore. Mereka bertiga tidak berani menyeberangi Bengawan Sore karena mereka tahu Sunan Kudus sudah memantrainya.

Demikian pula Arya Jipang tidak berani menyebrangi Bengawan Sore karena ingat pesan Sunan Kudus, gurunya, agar tidak menyebrangi Bengawan Sore. Siapapun yang menyeberangi Bengawan Sore akan kalah.

Hai Sultan Hadiwijaya, janganlah bersembunyi. Kalau berani, keluarlah! Lawanlah aku!”

Namun, Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan Ki Juru Mertani serta Sutawijaya tidak menjawab. Hingga berulang Arya Jipang berteriak, tetap tidak ada jawaban. Ki Juru Mertani mengeluarkan siasatnya. Sutawijaya disuruh menaiki kuda betina yang sudah dipotong ekornya sehingga kelihatan alat vitalnya. Alangkah kagetnya Arya Jipang. Yang keluar bukan Sultan Hadiwijaya melainkan Sutawijaya anak angkatnya. Sadarlah ia bahwa telah diperdaya oleh Sultan Hadiwijaya.