Arya Jipang sangat marah ketika melihat telinga abdinya dipotong dan ditempeli surat tantangan berperang. Arya Jipang membanting piring yang dipegangnya dan menggebrak meja yang penuh dengan makanan. Kebetulan saat itu sedang menyantap buka puasa.
“Ini penghinaan Sultan Hadiwijaya terhadap Arya Jipang! Aku harus meladeninya!”
“Sabarlah Kanjeng Adipati. Ingatlah pesan Sunan Kudus agar Adipati menahan amarah selama 40 hari. Ingatlah Kanjeng, puasa yang sedang kanjeng jalani hanya tinggal satu hari lagi.”
“Benar Anakku, janganlah kau masuk ke dalam perangkap orang-orang Pajang yang berniat membatalkan puasamu.” kata patih Metahun dan ibu Arya Jipang membujuk anaknya.
Demikian juga adiknya Arya Mataram ikut pulang membujuk kakaknya, Arya Jipang, agar tidak terbawa emosi saat sedang puasa dan mengurungkan niatnya untuk meladeni tantangan tersebut.
“Kangmas tidak perlu meladeni siasat jahat Sultan Hadiwijaya. Ingatlah, Kangmas adalah keturunan Sultan Patah yang luhur. Tidak pantas menjawab tantangan dengan marah, apalagi Kangmas sedang dalam masa berpuasa. Sabarlah barang sehari saja,”