Desa Paingan merupakan desa tempat tinggal Pangeran Giri Kusuma. Pada saat Modin Kuncen memasuki halaman surau, dia dilihat oleh dua orang warga desa yang ternyata anak Pangeran Giri Kusuma yang bernama Sumilir dan Sikentir.
Melihat ada orang asing di desa mereka, Sumilir dan Sikentir berinisiatif memberitahu ibu mereka yang bernama Nyai Sri Kuning. Begitu mendengar laporan dari kedua anaknya, Sri Kuning segera pergi ke surau yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahnya.di rumahnya yang tidak begitu jauh dari surau.
Setelah mengamati beberapa saat, Sri Kuning tertarik pada barang yang dibawa orang asing yang datang ke desa mereka tersebut. Sri Kuning mengenali barang yang dibawa oleh pendatang itu merupakan pusaka yang sedang dicari suaminya.
Sri Kuning mengatur siasat untuk dapat merebut pusaka keramat itu. Ia mencoba merayu pendatang tersebut agar mau bermalam di rumahnya. Pada mulanya Modin Kuncen tidak mau bermalam di tempat yang sama sekali belum dikenalnya.
Namun, kecantikan Sri Kuning yang sangat memesona telah meluluhkan naluri kelelakiannya. Setelah lama bercengkerama akhirnya Modin Kuncen berkenan menginap di rumah keluarga Nyai Sri Kuning yang merupakan istri Giri Kusuma.
Sri Kuning menjamu tamunya dengan minuman tuak yang sudah diramu dengan ramuan yang memabukkan. Hal ini dilakukan agar Modin Kuncen pingsan sehingga Sri Kuning leluasa mengambil pusaka keramat yang telah lama dicari suaminya.
Benar saja, begitu menenggak minuman yang disuguhkan Sri Kuning, Modin Kuncen langsung mabuk lalu tak sadarkan diri. Pada saat itu pula Sri Kuning memerintah kedua putranya untuk memberitahukan keberadaan tamu tersebut kepada Pangeran Giri Kusuma.
Saat itu Pangeran Giri Kusuma tengah berada di Trisinan, yakni sebelah timur Desa Paingan. Pangeran Giri Kusuma bergegas kembali ke Paingan begitu mendengar pemberitahuan dari kedua putranya.