Tidak jelas bagaimana ceritanya hingga akhirnya tempat yang tampak suram tersebut dinamakan Cereme. Pangeran Jati Kusuma beserta pasukannya melanjutkan perjalanan ke tempat yang diperkirakan dapat menunjukkan dapat ditemukannya pusaka kerajaan yang hilang.
Akhirnya, sampailah mereka di tempat yang sangat sulit dilalui karena keadaan sudah gelap. Hal tersebut membuat mereka terpaksa menunda perjalanan untuk sementara. Keadaan di tempat tersebut sangat gelap.
Akhirnya, Pangeran Jati Kusuma menancapkan Tongkat Kyai Jumpina ke tanah. Dari bekas tancapan tongkat tersebut keluar cairan yang menyala sehingga dapat dipakai sebagai minyak untuk menyalakan obor.
Petilasan tempat tersebut kemudian disebut Magung atau Murgum yang artinya ‘sumur agung’ (sekarang terletak di Desa Lodok bagian barat). Magung ini sampai sekarang dipergunakan untuk sesaji dan sedekah bumi.
Selain itu juga digunakan untuk melepas kaul atau nazar bagi yang memercayainya. Setelah cukup terang, rombongan tersebut melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, obor yang mereka bawa kehabisan minyak.
Dengan sigap dan cekatan Pangeran Jati Kusuma kembali menancapkan tongkatnya dan seketika keluarlah minyak dari tempat yang ditumbuhi pohon beringin tersebut. Pada perkembangannya tempat keluarnya minyak yang ditumbuhi pohon beringin tersebut dinamakan Sringin berasal dari kata ngisor ‘di bawah’ dan ringin ‘beringin’.
Rombongan kembali melanjutkan perjalanan hingga di tengah perjalanan obor yang mereka bawa kehabisan minyak kembali. Seperti yang dilakukan sebelumnya, Pangeran Jati Kusuma menancapkan kembali tongkat ke tanah sehingga keluar minyak yang dapat digunakan untuk menyalakan obor.
Di tempat tersebut Pangeran Jati Kusuma membagi tugas kepada saudara-saudaranya. Pangeran Jati Kusuma dan Pangeran Jati Kuswara meneruskan perjalanan ke arah utara sedangkan Pangeran Anom, Pangeran Giri Jati, dan Pangeran Giri Kusuma melanjutkan perjalanan ke arah timur.
Sementara itu di tempat lain, perjalanan Modin Kuncen sampai di sebuah ladang yang penuh dengan tanaman cabai yang mulai memerah. Modin Kuncen melepas lelah dengan beristirahat di bawah pohon rindang di tengah ladang cabai tersebut. Modin Kuncen memberi nama Cabaian untik daerah itu.