Blora– Hasil identifikasi dan monitoring lapangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Blora, terkait potensi kekeringan pada lahan pertanian menunjukkan angka yang mencengangkan. Di tahun ini, luasan potensi kekeringan lahan mencapai 2148 Ha, dan luasan puso mencapai 321 Ha.
Hal ini dipaparkan Kepala DPKP Blora, Reni Miharti. Pihaknya juga telah memetakan luas tanam Kabupaten Blora pada bulan Oktober hingga Juni seluas 103.900 Ha, dengan target 110.000 Ha, Selasa (23/07).
Untuk mengantisipasi hal itu, DPKP Blora melaunching Posko Mitigasi Kekeringan pada lahan pertanian. Pasalnya, kekeringan lahan pertanian diyakini akan berdampak pada luas panen dan total produksi di Kabupaten Blora pada tahun 2019 ini.
“Posko ini untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim, dan banyaknya kekeringan yang terjadi di wilayah,” terangnya.
Sementara, Bupati Blora Djoko Nugroho menilai, disamping ketersediaan air, hasil pertanian juga dipengaruhi dari pamahaman para petani terkait waktu dan cara tanam. Pihaknya meminta hal ini diperhatikan dinas terkait.
“saya minta pemahaman ini juga dilakukan dalam pertanian, seperti menanam pada musimnya sehingga tidak terjadi kerugian yang besar. Saya harap usai acara ini nanti, penyuluh-penyuluh bisa menyampaikan ini kepada para petani kita,” ucap Kokok.
Sebagai informasi, luasan potensi kekeringan lahan pertanian Blora di tahun ini berkurang dari tahun sebelumnya. Pada 2018, luasan kekeringan lahan pertanian mencapai 3512 Ha dan luasan puso mencapai 561 Ha. (jay)