fbpx

KECAMATAN JIKEN : NAPAK TILAS PERJUANGAN DUA EYANG JATI

Kantor kecamatan Jiken Kabupaten Blora
Kantor kecamatan Jiken

Jiken ( 25/03/2016 ) Kecamatan Jiken, dalam sejarahnya tidak pernah bisa lepas dari nama dua Eyang  Jati, Eyang  Jati Kusuma dan Eyang  Jati Kuswara. Menurut legenda yang berkembang di masyarakat kecamatan Jiken, nama Jiken berasal dari dua kata, driji ( jari – jemari ) dan teken ( tongkat ). Dua kata ini dihubungkan sehingga menjadi driji – teken dan akhirnya menjadi Jiken.

Kantor kecamatan Jiken Kabupaten Blora
Kantor kecamatan Jiken

 

Terletak di sebelah timur Kota Blora, pada tahun 2012 jumlah penduduk di kecamatan jiken adalah sebanyak 38.211 jiwa. Kecamatan Jiken merupakan salah satu kecamatan perbatasan Kabupaten Blora karena berbatasan secara langsung dengan Kabupaten Bojonegoro disebelah timur, perbatasan ini terletak di desa Bleboh.

Selain itu Kecamatan Jiken berbatasan dengan Kecamatan Jepon di sebelah barat, Kecamatan Bogorejo di sebelah utara dan Kecamatan sambong di sebelah selatan serta sebelah timur. Terletak bersilangan antar kecamatan, membuat Kecamatan Jiken merupakan salah satu silang perdagangan yang ramai. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kecamatan Jiken, dibangunlah sebuah pasar di desa Jiken. Sekalipun bernama Pasar Desa Jiken, tetapi pasar ini lebih berfungsi sebagai pasar Kecamatan Jiken yeng merupakan tepat bertemunya pedagang dan pembeli dari desa – desa di Kecamatan Jiken.

pasar jiken kab blora
Pasar Jiken sebagi pusat perdagangan

 

Menurut catatan statistik di tahun yang sama ( 2012 ) Kecamatan Jiken memiliki wilayah seluas 168,167 kilometer persegi dan terbagi menjadi sebelas desa. Sebelas desa tersebut adalah desa Jiken, Bangowan, Bleboh, Cabak, Genjahan, Janjang, Jiworejo, Ketringan, Nglobo, Singonegoro dan Nglebur.

Selain perdagangan, Kecamatan Jiken juga memiliki sarana pendidikan yang memadai. Untuk kebutuhan pendidikan masyarakat, di Kecamatan Jiken dibangun sekolah – sekolah dasar dan menengah. Tidak hanya sekolah menegah atas, melainkan juga sekolah – sekolah menengah kejuruan. Fasilitas pendidikan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi penerus yang handal dan berkualitas. Selain itu, terdapat pula lembaga pendidikan berbasis keislaman di kecamatan ini, beberapa diantaranya adalah Pesantren Baitul Hikmah di desa Cabak, Pesantren Miftahul Amal di desa Jiworejo dan Pesantren Nurul Huda di desa Jiken.

SMP ISLAM JIKEN / yayasan nurul huda
Komplek yayasan pendidikan Nurul huda jiken

 

Lembaga pendidikan berbasis keislaman tersebut selain mengajarkan materi – materi keislaman, juga mengajarkan banyak hal untuk bekal para peserta didik di hari depan. Pesantren Baitul Hikmah di desa Cabak, kerap menjadi tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan kepemimpinan tingkat Kecamatan Jiken. Pesantren Miftakhul Amal Jiworejo memberi bekal keahlian wira usaha kepada para santrinya, sedangkan Pesantren Nurul Huda merupakan pelopor Seni Angklung  di Kecamatan Jiken.

Tentang asal muasal nama Jiken sendiri bermula pada pada Abad XVI, tepatnya pada saat  wilayah Kabupaten Blora dibawah pemerintahan kesultanan Pajang. Menurut sumber Bloranews.com kelahiran Desa Jiken ( kemudian menjadi kecamatan Jiken ) adalah pada saat Kesultanan pajang diperintah oleh Pangeran Benowo yang bergelar Prabuwijaya ( 1586 – 1587 ).

makam janjang
Komplek makam jati kusumo dan jati kusworo di desa Janjang

 

Alkisah, Kesultanan pajang kehilangan sebuah pusaka,  dan sang sultan ( Pangeran Benowo ) memerintahkan dua ksatria Pajang untuk mencari pusaka tersebut. Dua ksatria ini adalah Pangeran  jati Kusuma dan Pangeran  Jati Kuswara.

Dalam perjalanan mencari pusaka tersebut, kedua pangeran ini harus bersusah – payah masuk dan keluar hutan belantara. Perjalan pencarian pusaka ini sangat berat sehingga kedua pangeran ini pun rubuh. Namun, tanpa mengenal putus asa kedua pangeran ini tetap melanjutkan perjalanan. Dengan sisa – sisa tenaganya, pangeran ini menggunakan jari tangan ( driji ) sebagai penguat langkah / tongkat ( teken ). Akhirnya, untuk mengenang pencarian pusaka dengan susah payah ini dinamakanlah tempat dua pangeran ini menggunakan jari tangannya sebagai tongkat  dengan nama Jiken, singkatan dari driji – teken.

Reporter          : D. Purnama

Fotografer        : Aliph Bengkong