Blora – Sebanyak 333 pelajar dan guru SMA Negeri 1 Pamotan Rembang berkunjung ke Blora pagi ini. dalam kunjungan ini, pelajar jurusan IPS ini sowan ke tiga tempat, yakni ke Dusun Jasem Desa Jepangrejo Blora Kota, Kampung Samin Klopoduwur dan Pataba.
Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Pamotan, Suhadi, mengungkapkan kunjungan ini bertujuan untuk mengenal tradisi samin lebih dekat. Menurutnya, selama ini stigma negatif tentang Samin masih dipercaya masyarakat luas, hal ini berbeda dengan kenyataannya.
“Padahal di dalamnya sesuai perbincangan tadi sewaktu kita belajar di sana, banyak kearifan sosial yang bisa digunakan untuk membangun Indonesia dan membangun karakter bangsa,” ungkap Suhadi usai kegiatan, Kamis (20/09).
Di Dusun Jasem, ratusan pelajar Rembang ini mendengarkan penjelasan tentang keberanian para penganut laku Samin dalam melawan kolonial. Penjelasan ini disampaikan sesepuh dusun setempat, bernama Mbah Supardji (68).
“Ini sawah saya sendiri, ini negara saya sendiri. Mengapa orang Belanda menyuruh saya membayar pajak, Akhirnya gak mau bayar pajak. Itu alasannya. Ini salah satu cara untuk melawan kolonial Belanda,” ucap Mbah Supardji dalam bahasa jawa yang kental.
Selain di Jasem, ratusan pelajar ini juga berkunjung ke Kampung Samin, Dusun Karangpace Desa Klopoduwur Kacamatan Banjarejo. Di sini, mereka mengikuti penjelasan dari Mbah Lasiyo.
Di depan pelajar dan guru SMA Negeri 1 Pamotan Rembang ini, Mbah Lasiyo memaparkan tentang kerukunan dan kejujuran yang menjadi ajaran moral utama dalam tradisi Samin. Tak hanya itu, dalam tradisi Samin, setiap orang harus memiliki tepa selira (sikap saling menghormati).