Tunjungan- Maraknya usaha kuliner di Blora membuat permintaan bahan baku kuliner meningkat. Tidak terkecuali usaha berbagai jenis sate yang mebuat permintaan tusuk sate juga meningkat.
Permintaan tusuk sate oleh para pengusaha berbagai jenis sate tersebut menjadi berkah bagi pengrajin tusuk sate di desa Gempolrejo, Tunjungan. Bahan baku yang melimpah ditambah harga jual yang lumayan stabil, membuat usaha ini menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat dukuh Punggurtegalan desa Gempolrejo.
( baca : GEMPOLREJO, SENTRA INDUSTRI TUSUK SATE )
Muhlisin, kepala desa Gempolrejo membenarkan hal ini. “Betul mas, berkat usaha kerajinan tusuk sate perekonomian rakyat di sini tertolong. Usaha tusuk sate ini merupakan usaha sampingan diluar aktivitas pertanian warga” tutur Muhlisin.
Menurut pemaparan Muhlisin, usaha kerajinan tusuk sate di desa Gempolrejo telah dimulai sejak lima tahun yang lalu. Melihat prospek yang cerah, kepala desa Gempolrejo ini turun tangan dengan mengupayakan bantuan alat produksi tusuk sate mekanik. Sayangnya, para pengrajin lebih memilih membuat tusuk sate secara manual karena lebih hemat.
“Pengrajin merasa lebih hemat membuat tusuk sate secara manual. Menurut pengrajin alat produksi tusuk sate mekanik lebih boros” ungkapnya.
Selain mengupayakan alat produksi tusuk sate, pemerintah desa Gempolrejo juga melakukan pendataan dan pembinaan kepada para pengrajin. “kami bersama dengan dinas koperasi dan UKM kabupaten Blora juga melakukan pendataan dan pembinaan kepada para pengrajin” jelas Muhlisin [.]
Reporter : Aribpak’I