Blora – Menjelang musim hujan, ungker mulai bermunculan di kawasan hutan jati di Kabupaten Blora. Harga kepompong ulat jati yang semakin hari semakin naik ini, membuat banyak orang mencarinya untuk dijual kembali.
“Paling banyak, mereka mencari ungker di Kecamatan Jati sebelah selatan. Mulai dari Jegong, Kepoh, sampai Bangkleyan. Tapi di Pengkoljagong juga ada, di Dusun Rejosari mulai banyak yang cari ungker,” ujar Waziz, warga Pengkoljagong Kecamatan Jati, Blora, Rabu (31/10).
Berdasarkan pantauan Bloranews.com, banyak penjual ungker mulai beraksi di media sosial dalam sepekan terakhir. Harga yang ditawarkan mencapai Rp 25 ribu per bungkus. Tapi, harga tersebut diperkirakan akan terus naik.
“Harganya belum stabil dan cenderung naik, saya jual di 25 ribu per bungkus. Tapi harus pesen dulu, biar ga kehabisan,” ujar Devi (28), penjual yang menjajakan ungker melalui media sosial.
Melalui akun fbnya, dengan nama Princess Devinska, Devi menjajakan ungker yang didapatnya dari para pencari ungker di desa-desa. Para pembelinya, dapat mengirimkan pesan singkat untuk memesan kepompong ulat jati tersebut.
“Bisa juga lewat Whatsapp. Sejauh ini, biasanya yang mau beli, tak minta ke kantorku (FIF Blora, red),” imbuhnya.
Ungker di tangan yang tepat, dapat diolah menjadi berbagai macam sajian kuliner. Menurut para penikmatnya, ungker memiliki cita rasa gurih. Namun, tak jarang ada yang alergi terhadap kuliner khas Blora ini. (hud)