fbpx

JEJAK LANGKAH PRAM DI BUMI MANUSIA

Ilustrasi Pramoedya Ananta Toer.

Blora, BLORANEWS – Siapa yang tidak kenal dengan maestro sastra asal Blora bernama Pramoedya ananta Toer. Seorang jenius asal kota jati yang menasbihkan dirinya untuk perlawanan dan kemanusiaan.

Seperti diketahui banyak orang, Mbah Pram, sapaan karibnya, merupakan sastrawan kondang yang memiliki sepak terjang heroik dalam dunia sastra. Bahkan karya abadinya Tetralogi Pulau Buru telah diterjemahkan kedalam 42 bahasa asing.

Dalam sebuah kesempatan, tim bloranews mencoba berinteraksi dengan adik kandung Mbah Pram, Soesilo Toer untuk mengetahui jejak langkah Pram di Bumi Manusia.

Dalam kesempatan tersebut, Soesilo Toer menceritakan bahwa kakaknya merupakan tokoh literasi dari Blora yang karyanya mendunia.

“Kakak saya menulis sejak umur 15 tahun, dan hampir separuh hidupnya dihabiskan di dalam penjara atas tuduhan dirinya terlibat dalam G30SPKI. Namun, pada tahun 1979 Kakak saya mendapat surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat dalam Inspeksi,” Papar adik kandung Pram yang akrab disapa Mbah Soes, Jumat (23/6/2023).

Karena kakak saya suka kebebasan, lanjut Mbah Soes, Ia tetap aktif menulis walau mendekam dalam jeruji besi.

“Salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu Tetralogi  Buru. Walaupun pada masa orde baru sempat tidak boleh beredar, namun sebelum Itu sudah banyak terbit di Luar Negeri. Saat ini, Tetralogi Buru sudah diterjemahkan lebih dari 42 bahasa asing,” Ungkapnya.

Mbah Soes juga menceritakan jejak langkah Pramoedya yang sejak kecil sudah merantau ke Jakarta hingga dipenjara dan bebas.

Ditandaskan, Pramoedya memiliki prinsip kebebasan yang kuat. Baik kebebasan untuk dirinya maupun kebebasan untuk semua umat manusia.

“Kebebasan adalah mutlak, dan agama adalah sandaran hidup,” tegas Mbah Soes kala menceritakan sepak terjang kakaknya, Pramoedya Ananta Toer. (Int)